SAJAK PUTIH
(Karya : Chairil Anwar)
Bersandar pada
tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi,
malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari
hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
ANALISIS
A. Saduran/
Parafrase Puisi Sajak Putih
Kita bersandar pada tari warna pelangi kala itu. Kau duduk didepanku
dengan bertudung sutra, sambil menikmati senja kala itu, aku menatapmu. Terlihat
dihitam matamu mawar dan melati berseri, menandakan cinta yang tulus darimu.
Tergerai indah harum rambutmu yang mengalun bergelut senda, menambah pesona
cantik dirimu. Walaupun sepi kian menyanyi, hingga malam dan detik mendoa tiba,
meriak muka didalam kejernihan air kolam yang mengalir dari getaran didalam
jiwa. Dan aku mendengar dadaku memerdu lagu yang kian menderu. Hal itu, mampu
menarik dan membawa menari seluruh tubuh aku. Aku hidup dari hidupku yang
memiliki banyak pintu terbuka, selama matamu yang indah itu tetap menengadah
kepadaku. Dan selama kau mampu hidup walaupun darah mengalir dari setiap luka
ditubuhku. Meski diantara kita nanti mati datang menghampiri tidak akan mampu
membelah dan memisahkan kita berdua.
B. Unsur
Batin Puisi Sajak Putih
1. Tema
Tema
dalam puisi “Sajak Putih” adalah “Percintaan”. Dalam puisi Sajak Putih
menceritakan seorang gadis yang sangat cantik yang mempunyai cinta yang sangat
tulus dan memikat terhadap seorang pria yang membuat pria tersebut merasa
terharu dan tertarik terhadapnya. Tetapi kedua insan tersebut belum ada
kesiapan untuk saling menyatakan perasaannya masing-masing, mereka hanya diam
tanpa ada sepatah kata yang diucapkan, mereka hanya berbicara didalam hatinya
masing–masing, tetapi si pria tersebut mempunyai banyak harapan bahwa gadis
tersebut mencintainya. Kedua insan tersebut berjanji bahwa sampai kapanpun
mereka tak akan terpisahkan.
2. Amanat
Dalam
puisi ini amanat yang disampaikan oleh penyair adalah bahwa jika kita mencintai
seseorang harus berani untuk menyatakaan perasaan kita masing-masing, menerima
segala kelebihan dan kekurangan pasangan kita, dan berusahalah untuk selalu mencintai
dan ada disisinya sampai hembusan nafas terakhir
3. Nada
Nada
yang ditunjukan dalam puisi “Sajak Putih” ini adalah kegembiraan dan
kebahagiaan. Nada gembira dan bahagia ini muncul karena, rasa gembira seorang
pria yang memiliki seorang gadis yang mempunyai cinta yang sangat tulus dan
suci terhadapnya yang terlihat pada kata tali warna pelangi, sutra senja,
menarik menari. Maka munculah benih-benih cinta diantara mereka. Unsur nada
dalam puisi ini adalah optimis, dan kesetiaan.
a. Unsur
nada optimis
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama matamu bagiku menengadah
b. Unsur
nada kesetiaan
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah
Antara kita Mati datang tidak membelah
4. Suasana
Tanda-tanda
semiotik untuk kegembiraan dan kebahagiaan di dalam sajak ini adalah kata:
tari, warna pelangi, sutra senja, memerdu lagu, menari-nari, pintu terbuka.
Jadi, sajak ini bersuasana gembira.
Post a Comment
Post a Comment