Ad Unit (Iklan) BIG

Sejarah: Peran Bangsa Indonesia dalam Perdamaian Dunia

Post a Comment

A. Konferensi Asia-Afrika

Salah satu peran serta Indonesia dalam menjalankan politik bebas aktif adalah dengan memprakasai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 8-24 April 1955. Tujuan Konferensi Asia Afrika adalah untuk mewujudkan kerjasama bangsa-bangsa di Asia Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, kebudayaan, memberantas diskriminasi dan kolonialisme, memperbesar peran Asia Afrika untuk ikut serta mengusahakan perdamaian dunia, menggalang persatuan, dan rasa solidaritas bangsa-bangsa di Asia Afrika. Keputusan yang dihasilkan dalam Konferensi Asia Afrika disebut Dasasila Bandung.

B. Misi Garuda

Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Mesir segera mengadakan sidang emnteri luar negeri negara-negara Liga Arab. Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.

Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk menarik mundur pasukan Inggris, Prancis, dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I. Inilah sejarah lahirnya pasukan perdamaian di Kongo, Vietnam, Kamboja, Bosnia, Lebanon, Haiti, Daftur, dan sebagainya.

C. Deklarasi Djuanda

Deklarasi Djuanda pertama dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja. Secara umum, hasil dari Deklarasi Djuanda adalah sebuah pernyataan negara Indonesia kepada dunia bahwa laut beserta kepulauan yang berada di wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan, yaitu NKRI.

Deklarasi Djuanda berisi mengenai pernyataan Indonesia sebagai negara kepulauan. Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan atau archipelago state, artinya wilayah laut dan perairan antarpulau yang ada di dalam wilayah NKRI bukan kawasan bebas negara.

D. Gerakan Non Blok

Gerakan Non Blok/ Non Alignment Movement (NAM) merupakan gerakan yang tidak memihak Blok Barat ataupun Blok Timur. Selanjutnya, gerakan itu memusatkan perjuangannya pada gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dan mencegah perluasan Perang Dingin.

Pada waktu berdirinya GNB, perserikatan tersebut hanya beranggotakan 25 negara. Namun, setiap diselenggarakan KTT, keanggotaan GNB selalu bertambah. Hal itu dikarenakan setiap negara dapat diterima menjadi anggota GNB jika memenuhi persyaratan. Adapun syarat menjadi anggota GNB adalah menganut politik bebas aktif dan hidup berdampingan secara damai, mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional, dan tidak menajdi salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet.

E. ASEAN

ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations adalah organisasi kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Pembentukan ASEAN ditandai dengan penandatanganan naskah Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967. Tujuan dibentuknya ASEANadalah untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan,dan sosial budaya di antara negara-negara Asia Tenggara yang dilakukan dengan cara mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya, menciptakan keamanan dan perdamaian, membantu memecahkan permasalahan, dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

F. Organisasi Kerjasama Islam

Organisasi Kerjasama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam) atau disingkat OKI merupakan organisasi internasional nonmiliter yang didirikan di Rabat, Maroko pada 25 September 1969. Pada 28 Juni 2011, Organisasi Konferensi Islam berubah nama menjadi Organisasi Kerjasama Islam.

Pembentukan OKI terpicu oleh peristiwa pembakaran Masjid Al-Aqsha yang terletak di Kota Al-Quds, Jerusalem pada 21 Agustus 1969. Pada waktu itu, kaum Islam merasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengorganisasi dan menggalang kekuatan serta mematangkan sikap dalam rangka mengusahakan pembebasan Al-Quds.

Atas prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja Hasan II dari Maroko, mereka membentuk Panitia Persiapan untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang terdiri atas perwakilan pemerintah Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, Somalia, Arab Saudi, dan Maroko pada 22-25 September 1969 di Rabat, Maroko. Konferensi ini merupakan titik awal bagi pembentukan Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk mengumpulkan umat Islam yang berada di seluruh dunia untuk memajukan perdamaian dan keamanan umat muslim. Kemudian, OKI juga bermaksud untuk memperkukuh solidaritas Islam di negara-negara yang menajdi anggotanya dan memperkuat kerja sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan Iptek.

G. Jakarta Informal Meeting

Pada Juli 1988, diselenggarakan Jakarta Informal Meeting pertama untuk memperkuat antara empat faksi Kamboja yang saling bertikai dengan dihadari oleh semua kepala pemerintahan ASEAN,Vietnam, dan Laos. Proses ini berlanjut dengan adanya konferensi internasional di Paris yang dibuka tahun 1989 dengan diketuai bersama oleh Prancis dan Indonesia (diawali Ali Atas). Akhirnya, kesepakatan komprehensif ditandatangani pada Oktober 1991 di Paris. Pasukan Indonesia ikut berperan dalam membantu penyelenggaraan peralihan kekuasaan sementara. Kepemimpinan regional Indonesia terhadap penyelesaian malasah Kamboja menjadikan Indonesia mendapatkan respek dari negara-negara lain.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter