Pengembangan paragraf adalah suatu paragraf yang menghendaki adanya pengembangan atau perluasan yang berintikan kalimat utama. Metode pengembangan paragraf adalah cara-cara bagaimana kita mengembangkan suatu paragraf.
Dalam melaksanakan pengembangan paragraf biasanya diawali dengan mengubah topik cerita menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat umum. Dimana kalimat ini masih menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan kalimat utama. Setelah kalimat utama tersebut dijadikan permulaan paragraf, maka langkah selanjutnya ialah menguraikan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat utama. Kalimat inilah yang disebut kalimat penjelas. Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik
Pengembangan paragraf yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang teknik. Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Pengembangan secara
alamiah
Paragraf
yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu berarti
kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa
terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara
ini tidak dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti
ini biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Paragraf
yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari
satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat
yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi
tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan
yang berada pada posisi yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini
tidak boleh sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca
mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan
pada paragraf deskriptif.
2) Pengembangan secara logis
Pengembangan
paragraf secara logis maksudnya adalah pengembangan paragraf menggunakan pola
pikir tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
a) Klimaks-antiklimaks
Paragraf
yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
(1) Klimaks
Pengembangan
paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang berupa
rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan
yang paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya.
(2) Antiklimaks
Pengembangan paragraf secara antiklimaks
dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap paling
tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan
gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, gagasan
yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
b)
Umum-khusus
Pengembangan
paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu :
1) Paragraf yang dikembangkan
dengan cara umum ke khusus
Paragraf
yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang dimulai dengan
gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama, kemudian diikuti dengan
gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian. Paragraf yang
dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa disebut dengan paragraf
deduktif.
2) Paragraf yang dikembangkan
dengan cara khusus ke umum
Paragraf
yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang dimulai dengan
gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan
gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan
dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan paragraf induktif.
Pengembangan paragraf logis umum-khusus ini, baik dengan cara umum ke khusus (deduktif) maupun khusus ke umum (induktif), paling banyak digunakan, lebih-lebih dalam karya ilmiah karena karya ilmiah pada umumnya merupakan sintesis antara deduktif dan induktif (lihat Akhadiah M.K. dkk., 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi 2001)
b. Pengembangan
Paragraf
Berdasarkan Isi
Berdasarkan
isinya pengembangan paragraf antara lain dapat dilakukan dengan cara menampilkan perbandingan atau
pertentangan, contoh, sebab-akibat, dan klasifikasi. Berikut disajikan
pengertian keempat cara tersebut secara singkat.
1) Cara
Contoh
Contoh-contoh
disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan
umum agar mudah dipahami oleh pembaca. Gagasan umum dapat diletakkan pada awal
paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya yang dikehendaki oleh
penulis. Kata, seperti,
misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan
dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh :
Tak
ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rezeki yang halal, tapi
didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras,
kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah
membuahkan kebahagiaan. Contohnya : Bapak G memimpin sebuah lembaga
negara, yang asalnya biasa sekarang jadi super kaya, rumahnya bak
istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya
tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya
mengalami keterbelakangan mental.
2)
Cara Sebab Akibat
Cara
sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini
dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan penjelas, atau
sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebab
sebagai gagasan penjelas. Kata
yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh :
Pertama
kali pindah ke kota
ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Kuliah, ia mulai merokok,
malam minggu kumpul di tempat
tongkrongan langganan, disuguhi minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan.
Kini rokoknya diganti dengan lintingan ganja, uang transport sering dipakai
beli ganja, kuliah sering bolos, akibatnya hasil ujian jelek, badan
kurus dan sekarang mulai berani menjual barang-barang rumah untuk membeli si
daun haram itu.
3)
Cara Perbandingan
Cara
perbandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
membandingkan guna memperjelas suatu paparan. Kegiatan membandingkan
atau mempertentangkan tersebut berupa penyajian persamaan dan perbedaan antara
dua hal. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki tingkat yang
sama. Dan keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Biasanya menggunakan
ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama
dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Contoh :
Tata
cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat primitif
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia
dilingkungannya tanpa membelinya. Jika barang yang diperlukannya tidak ada di lingkungannya, maka mereka dapat
memperolehnya dari masyarakat tetangganya dengan sistem barter (saling menukar
barang). Alat-alat yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya, yaitu berupa
batu, tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah secara manual. Sedangkan masyarakat
modern memperoleh kebutuhannya dengan cara membeli barang atau membayar jasa.
Alat-alat yang diperlukan merupakan olahan dari pabrik yang juga harus dibeli
untuk memperolehnya.
4) Cara
Pertentangan
Yaitu
cara pengembangan paragraf yang biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda
dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari.
Contoh :
Sekolah
tinggi (umum) berbeda dengan sekolah swasta. Perbedaan itu dapat
dilihat dari segi biaya sekolah, fasilitas, standar sekolah serta kualitas
pengejarannya. Untuk
sekolah umum biayanya mampu dicapai bagi semua kalangan masyarakat. Akan
tetapi, fasilitas yang ditawarkan kurang memadai bagi kelangsungan sistem
belajar mengajar. Sedangkan,
sekolah swasta biaya yang ditawarkan hanya mampu mencapai batas keuangan
beberapa kalangan masyarakat, artinya kalangan orang mampu. Hal ini sejalan dengan
fasilitas, standar sekolah serta kualitas
pengajarnya. Sehingga
sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan.
5) Cara
Klasifikasi
Cara
klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan
ciri-ciri tertentu dan biasanya
dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan
penjelas secara rinci. . Gagasan penjelas
merupakan klasifikasi
dari gagasan utamanya. Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas
yang dapat diklasifikasikan menjadi X dan Z. Kata-kata ungkapan yang
lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi
menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Penyelidikan
tentang tempramen dan watak manusia
telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crate dan Galenus mengemukakan bahwa
manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat
cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golong tersebut yaitu sanguinis (banyak
darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah.
Kemudian kolerik (banyak
empedu kuning) adalah manusia yang memiliki sifat garang, hebat, lekas merah, dan agresif.
Selanjutnya, flegmatis (banyak lendirnya) adalah manusia yang sifatnya tenang,
tidak mudah berubah, dan lamban. Terakhir, melankolis (banyak empedu hitam) memiliki
sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.
c.
Pengembangan
Paragraf Berdasarkan Cara Lain
1)
Cara Definisi
Cara
definisi adalah pengembangan paragraf melalui pengungkapan penjelasan atau
pengertian dari suatu masalah yang dibicarakan, serta diungkapkan dari berbagai
sudut pandang. Kata-kata yang digunakan dalam
mengembangkan paragraf secara definisi, antara lain adalah, ialah, yaitu.
Contoh :
Paragraf ialah suatu
bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu
berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk
satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang
menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan
kalimat utama.
2) Cara
Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh :
Bahasa bukan merupakan tujuan dalam penulisan karangan ilmiah. Bahasa hanya sebagai alat (komunikasi) agar gagasan ilmiah yang diungkapkan dalam karangan tersebut dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Oleh sebab itu, sebelum karangan itu sampai ke tangan pembaca, penulis karang tersebut harus memeriksa bahasa yang digunakannya, baik dari segi ketetapan pemilihan kata dan istilah maupun dari segi gramatikal satuan-satuan struktur bahasa, misalnya struktur satuan kata, frasa klausa, kalimat, dan alinea atau paragraf dan juga pemakaian ejaan dan tanda baca secara tepat. Jika terjadi gangguan atau kerusakan pada unsur-unsur bahasa tersebut, besar kemungkinan pembaca tidak dapat memahami gagasan ilmiah yang disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan dengan kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh. Sebelum berangkat, orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus memeriksa kondisi kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling, roda, ban, bensin dan sebagainya. kalau perlu orang itu harus membawa kendaraannya ke bengkel untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat sampai ke tempat tujuan.
Post a Comment
Post a Comment