Ad Unit (Iklan) BIG

Sosiologi: Perubahan Sosial dan Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan Sosial

Post a Comment


1. Perubahan merupakan proses modifikasi struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat disebut perubahan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.

2. Menurut Albert O. Hirschman (2002), kebosanan manusia menjadi penyebab dari perubahan karena manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Manusia merupakan makhluk yang selalu ingin berubah, mencari bagaimana mengubah suatu keadaan agar lebih baik, aktif, kreatid, inovatif, agresif, selalu berkembang, dan responsif terjhadap perubahan yang terjadi di masyarakat.

3. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosila, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta urusan kekuasaan dan wewenang.

4. Ada beberapa pengertian perubahan sosial menurut para ahli. Pengertianperubahan sosial tersebut antara lain sebagai berikut (Setiadi dan Kolip, 2013).
a. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

b. Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dan majikan. Demikian pula organisasi-organisasi lain, seperti organisasi politik maupun organisasi ekonomi.

c. Menurut George Ritzer, perubahan sosial mengacu pada variasi-variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu.

d. Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

e. Menurut Samuel Koening, perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi ini bisa terjadi karena faktor-faktor intern ataupun ekstrern.

f. Menurut Robert Maclver, perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai perubahan dalam keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.

g. Menurut William F. Ogburn, perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial, seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap pola berpikir masyarakat.

5. Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Dalam rupa kemajuan, perubahan yang terjadi mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat buntuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai proses pembangunan masyarakat ke arah yang lebih baik. Dalam rupa kemunduran, perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pngaruh yang kurang menguntungkan.

6. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau perbaikan dalam cara masyarakat memenuhi kebutuhannya. Terdapat alasan-alasan mengapa perubahan sosial melekat pada masyarakat dengan kebudayaanya. Hal tersebut dapat dijelaskan yakni sebagai berikut.

a. Menghadapi masalah-masalah baru. Manusia selaku masyarakat berbudaya selalu menghadapi masalah baru yang mengharuskan adanya pemikiran, usaha, dan peralatan baru untuk memecahkannya. Begitu suatu masalah terpecahkan dapat muncul masalah dan kebutuhan baru yang juga menuntut adanya pemecahan. Oleh karena itu, proses perubahan masyarakat akan selalu ada sepanjang masyarakat itu masih ada.

b.  Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayan. Bertahannya bentuk kebudayaan dalam suatu masyarakat sangat bergantung pada hubungan antarwarga masyarakat yang mewarisi kebudayaan tersebut. Tidak semua orang dalam suatu masyarakat memiliki pandangan dan sikap yang sama tentang kebudayaan mereka sendiri.

c. Lingkungan yang berubah. Lingkungan tempat suatu masyarakat hidup juga berubah secara konstan sebagai akibat perlakuan manusia.

7. Secara umum, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan masyarakat untuk berubah, yaitu sebagai berikut.

a. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada.

b. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan.

c. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk mengadakan perbaikan.

d. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

e. Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk dapat mengatasinya.

f. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datanga dari dalam maupun dari luar masyarakat.

g. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup.

h. Sistem pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk merai masa depan yang lebih baik.

8. Masyarakat juga memiliki kecenderungan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai lama, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

a. Adanya unsur yang mempunyai fungsi tertentudan sudah diterima oleh masyarakat secara luas. Misalnya, sistem kekerabatan dan solidaritas kekerabtan pada suku atau etnis tertentu yang mempunyai fungsi sangat penting bagi masyarakat.

b. Adanya unsur-unsur yang diperoleh melalui proses sosialisasi sejak kecil. Misalnya mayoritas makanan pokok rakyat Indonesia adalah nasi. Walaupun telah mengenal berbagai jenis makanan seperti roti, mie, dan makanan yang lebih lezat, masyarakat indonesia cenderung tetap mempertahankan nasi sebagai makanan pokoknya.

c. Adanya unsur yang menyangkut agama dan religi yang dianut masyarakat. Mayoritas rakyat Indonesia memeluk agama Islam. namun, sebelumnya, di Indonesia berkembang agama Hindu yang memiliki beraneka ragam kebiasaan.

d. Adanya unsur-unsur yang menyangkut ideologi dan filsafat hidup bangsa.

9. Dengan demikian, perubahan sosial memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut.

a. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang karena setiap masyarakat mengalami perubahan, baik lambat ataupun cepat.

b. Perubahan yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pementapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang baru.

d. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang-bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bisang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.

e. Dalam menghadapi perubahan, yang paling penting adalah bagaimana seseorang menyikapinya sehingga tidak menjadi korban perubahan tersebut, melainkan penentu perubahan.

10. Ada berbagai teori perubahan sosial yang digunakan sebagai dasar strategi pembangunan disuatu negara. Teori-teori ini banyak dikaji oleh para ahli, misalnya Herbert Spencer, Aguste Comte, Emile Durkheim, dan Thorstein Veblen. Teori-teori tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Teori Siklus

b. Teori Perkembangan

c. Teori Gerakan Sosial

d. Teori Modernisasi

11. Teori siklus melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang, sehingga apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. Dalam pola perubahan ini tidak tampak batas-batas antara pola hidup primitif, tradisional, dan modern.

12. Para penganut teori siklus berpandangan bahwa proses peralihan masyarakat tidak selesai pada tahap "akhir" yang sempurna, melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya. Diantara penganut teori siklus tersebut adalah sebagai berikut (Setiadi dan Kolip, 2013).

a. Oswald Spengler, seorang ahli filsafat Jerman, berpandangan bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses perputaran itu memakan waktu sekitar seribu tahun.

b. Arnold Toynbee seorang sejarawan Inggris, melihat bahwa peradaban muncul dari masyarakat primitif melalui suatu proses perlawanan dan respons masayrakat terhadap kondisi yang merugikan mereka. Menurutnya, peradaban tersebut meliputi kelahiran, pertumbuhan, kemandegan, dan disintegrasi karena pertempuran antara kelompok-kelompok dalam memperebutkan kekuasaan.

c. Pitirim A. Sorokin, seorang sosiolog Rusia, berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Ketiga sistem kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kebudayaan ideasional (ideational culture). Kebudayaan ini didasari oleh nilai perasaan dan kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supernatural).

2) Kebudayaan idealistis (idealistic culture). Kebudayaan ini berisi kepercayaan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas berdasarkan fakta saling bergabung dalam menciptakan masyarakat yang ideal.

3) Kebudayan indrawi (sensational culture). Dalam kebudayaan ini, hal yang dapat dilihat merupakan tolak ukur dari kenyataan dan tujuan hidup. Sorokin menilai bahwa peradaban Barat modern merupakan peradaban rapuh yang tidak lama lagi akan runtuh dan berubah menjadi kebudayaan ideasional yang baru.

13. Selanjutnya, teori perkembangan atau yang dikenal juga dengan teori linier. Teori perkembangan dibagi menajdi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi. Penganut teori evolusi berpandangan bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional, menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju.

14. Tokoh teori evolusi adalah Auguste Comte yang melihat bahwa masyarakat bergerak dalam tiga tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut.

a. Tahap teologis (theological stage), dimana masyarakat diarahkan oleh nilai-nilai ad kodrati (supernatural).

b. Tahap metafisik (methaphysical stage), yaitu tahap peralihan dari kepercayaan terhadap unsur supernatural menuju prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan budaya.

c. tahap positifis atau alamiah (positive stage), dimana masyarakat diarahkan oleh kenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.

15. Menurut Herbert Spencer, seorang sosiolog dari Inggris, setiap masyarakat berkembang melalui tahapan yang pasti dimana hanya orang-orang yang cakap atau terampil sajalah yang dapat memenangkan perjuangan hidup, sedangkan orang-orang yang lemah dan malas akan tersisih. Tahapan perkembangan masyarakat menurut Spencer adalah sebagai berikut.

a. Masyarakat sederhana

b. Masyarakat kompleks

c. Masyarakat lebih kompleks

d. Peradaban

16. Menurut Emile Durkheim, masyarkaat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan cara hidup masyarakat tradisional yang cenderung mengedepankan keseragaman sosial yang diikat oleh ide bersama. Sedangkan solidaritas organik merupakan cara hidup masayrakat lebih maju yang berakar pada perbedaan dari pada persamaan. Solidaritas mekanik bersifat informal, sedangkan solidaritas organis bersifat formal. Masyarakat tersebut terbagi secara beragam dalam proses diferensiasi (pembedaan) kerja.

17. Max Weber melalui teori evolusinya berpandangan bahwa masayrakat berubah secara linier dari masayrakat yang diliputi pemikiran mistik dan takhayul menuju masyarakat yang rasional.

18. Penganut teori revolusi seperti Karl Max, berpandangan bahwa masyarakat berubah secara linier namun bersifat revolusioner. Marx lebih lanjut mengatakan bahwa masyarakat feodal akan berubah secara revolusioner menjadi masayrakat kapitalis. Dengan demikian, pada dasarnya suatu masyarakat akan berkembang ke arah tertentu.

19. Berdasarkan teori gerakan sosial, ketidakpuasan terhadap kondisi tertentu yang ada di dalam masyarakat adakalanya menimbulakan gerakan sosial, dimana sejumlah besar orang mengorganisasikan diri untuk memperjuangan perubahan (Sztompa, 2009). menurut Sztompa, gerakan sosial ini mempunyai beberapa komponen, yaitu sebagai berikut.

a. Adanya kolektivitas orang yang bertindak bersama.

b. Kolektivitasnya tersebar, tetapi derajatnya lebih rendah dibanding organisasi formal.

c. Adanya tujuan bersama yaitu perubahan dalam masayrakat.

d. Tindakannya mempunyai derajat spontanitas yang tinggi, tidak melembaga, dan bentuknya tidak konvensional.

20. Keterkaitan perubahan sosial dan gerakan sosial dapat dilihat dari tiga komponen berikut.

a. Gerakan sosial memiliki tujuan dalam perubahan. Tujuan positifnya adalah memperkenalkan sesuatu yang bermanfaat (politik, budaya baru, dan sebagainya). Sedangkan tujuan negatifnya adalah menghentikan atau mencegah adanya perubahan dilihat dari pergeseran nilai.

b. Gerakan sosial dalam hubungan yang timbal balik. Perubahan sifat yang mempengaruhi internal sampai eksternal dalam masayrakat ditimbulkan oleh adanya hubungan timbal balik.

c. Gerakan sosial dalam berbagai status. Pertama statusnya sebagai penyebab utama, kedua sebagai dampak atau gejala yang menyertai proses sosial, dan ketiga sebagi mediator atau wahana pembawa perubahan.

21. Teori gerakan sosial juga menyatakan bahwa perubahan suatu peradaban ke peradaban lain tidaklah melalui jalan damai, bahkan sejarah membuktikan perubahan peradaban masyarakat kerap terjadi melalui gerakan-gerakan kolktif atau gerakan sosial (Situmorang, 2007). Gerakan sosial di sekitar kita sangat beragam bentuknya misalnya gerakan buruh, gerakan petani, gerakan mahasiswa, dan sebagainya.

22. Berikut adalah jenis-jenis gerakan sosial yang diklasifikasikan oleh David Aberle (Sunarto, 2004).

a. Alternative Movement. Gerakan ini bertujuan untuk mengubah sebagian perilaku seseorang. Misalnya gerakan kampanye anti tembakau, kampanye bahaya narkoba, dan kampanye bahaya minuman beralkohol.

b. Redemptive Movement. Gerakan ini bertujuan untuk perubahan menyeluruh bagi perilaku seseorang. Misalnya gerakan keagamaan yang membimbing dan mengajarkan seseorang untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan Yang Maha Esa.

c. Reformative Movement. Gerakan ini bertujuan untuk mengubah masayrakat dilihat dari ruang lingkup segi-segi tertentu saja. Misalnya gerakan emansipasi wanita, yaitu gerakan yang menuntut persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.

d. Transformative Movement. Gerakan ini bertujuan untuk mengubah masyarakat secara menyeluruh. Misalnya gerakan rezim komunis di Tiongkok untuk mengubah masyarakatnya menjadi masyarakat komunis.

23. Menurut Wood dan Jackson (Sztompka, 2010) keterkaitan gerakan sosial dengan perubahan sosial adalah basis yang menentukan ciri-ciri gerakan sosial. jadi gerakan sosial ini mempunyai kaitan yang sangat erat sekali dengan perubahan sosial. Mereka mengklasifikasikan tipe gerakan sosial sebagai berikut.

a. Gerakan sosial menurut lingkup atau bidang perubahan yang diinginkan.

1) Gerakan reformasi. Tujuannya untuk mengubah aspek kehidupan masyarakat dan menginginkan perubahan di dalam ketimbang perubahan masayrakat secara keseluruhan.

2) Gerakan radikal. Gerakan yang mengupayakan perubahan yang lebih mendalam yang menyentuh landasan sosial masyarakat.

3) Gerakan revolusi (transformative social movement). Gerakan yang menginginkan perubahan secara menyeluruh di segala aspek ini struktur masyarakat (politik, sosial, ekonomi, maupun budaya) yang tujuannya pada transformasi total.

b. Gerakan sosial berdasar kualitas perubahan yang diinginkan.

1) Gerakan progressive (sayap kiri). Dalam hal ini gerakan ini menekankan pada inovasi untuk memperkenalkan suatu institusi baru, hukum baru, sampai pada kehidupan baru. Perubahan diarahkan untuk masa depan.

2) Gerakan conservative (sayap kanan). Gerakan ini mengarah pada masa lalu dengan adanya sistem yang sudah mapan sejak dahulu, tetapi mengalami erosi dan cenderung dipertahankan.

c. Gerakan sosial berdasar target perubahan yang diinginkan.

1) Gerakan yang memusatkan perhatian pada perubahan struktur sosial. Gerakan ini terbagi dua yaitu gerakan sosial politik/ nasional yang berupaya mengubah stratifikasi politik, ekonomi, dan kelas. Gerakan yang kedua adalah gerakan sosio kultural yang ditunjukkan pada aspek yang kurang terasa seperti perubahan keyakinan, nilai, norma, dan pola hidup sehari-hari.

2) Gerakan yang memusatkan perhatian pada perubahan yang menyeluruh pada perilaku seseorang. Gerakan tersebut yaitu gerakan suci, mistik, dan religius yang tujuannya adalah untuk menghidupkan kembali semangat keagamaan. Selain itu ada gerakan sekuler yang berupaya untuk memperbaiki moral atau mental anggotanya, terlepas dari jenis agama anggotanya.

24. Teori modernisasi yang melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan megikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Cara tersebut adalah melalui proses modernisasi sehingga negara terbelakang menjadi negara maju. Teori ini melihat bahwa negara terbelakang meemiliki banyak kekurangan sehingga harus menanggulangi kekurangan yang dimiliki untuk mencapai tahap tinggal landas (take off).

25. Menurut Eva Etzione-Halevy dan Amitai Etzioni (Sztompka, 2010), dalam masa perubahan atau transisi, sebuah negara akan mengalami revolusi demografi dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a. Menurunnya angka kematian dan kelahiran.

b. Menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga.

c. Terbukanya sistem stratifikasi.

d. Peralihan dari struktur feodal ke suatu birokrasi.

e. Menurnnya pengaruh agama.

f. Beralihnya fungsi pendidikan dari keluarga dan komunitas ke sistem pendidikan formal.

g. Munculnya kebudayaan massa.

h. Munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi.

26. Adapun menurut Davis Lerner (Soekanto, 2015), modernisasi diperlukan dalam proses perubahan sosial sehingga negara yang kurang berkembang perlu meminjam dan menerapkan karakteristikdari negara yang sudah maju untuk berubah. Selain itu menurut Huntington, ciri-ciri dari modernisasi adalah prosesnya bertahap, prosesnya homogen, wujudnya berupa proses Eropanisasi, Amerikanisasi, atau Westernisasi, jalannya selalu bergerak maju dan tidak pernah mundur, progresif, serta jangka waktunya panjang.

27. Ada delapan bentuk perubahan sosial yakni sebagai berikut (Soekanto, 2015).

a. Perubahan lambat (Evolusi). Perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Perubahan terjadi dengan sendirinyatanpa rencana, dan masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori-teori tersebut digolongkan dalam beberapa kategori berikut.

1) Unilinear Theories of Evolution. Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sampai ke tahapan yang sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.

2) Universal Theory of Evolution. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen, baik sifat maupun susunannya.

3) Multilined Theories of Evolution. Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian tentang pengaruh perubahan sistem mata pencarian dari berburu ke pertanian terhadap sistem kekeluargaan dalam sebuah masyarakat.

b. Perubahan cepat (Revolusi). Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau sendi-sendi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat direncakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan pun bersifat relatif. Secara sosiologis, persyaratan-persyaratan beriut ini harus dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai.

1) Ada keinginan dari masayrakat untuk mengadakan perubahan karena perasaan tidak puas terhadap keadaan dan keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Contohnya Revolusi Prancis.

2) Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan, contohnya revolusi di Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro. 

3) Ada pemimpin yang dapat menampung keinginan atau aspirasi rakyat dan merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.

4) Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masayrakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.

5) Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu ketika keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan suatu gerakan. Contohnya, revolusi kemerdkaan yang terjadi di Indonesia Kemerdekaan merupakan keinginan rakyat Indonesia dan hal ini dibarengi dengan munculnya pemimpin yang dapat menampung aspirasi rakyat serta waktu pencetusan yang tepat.

c. Perubahan kecil, yaitu perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya, perubahan mode pakaian.

d. Perubahan besar, yaitu perubahan yang perpengaruh terhadap masayrakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

e. Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (planned change), yaitu perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di masyarakat. Pihak-pihak ini disebut pelaku perubahan (agent of change). Sedangkan cara-cara untuk memengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan perencanaan sosial (social planning). Menurut Thomas dan Znaniecki (Soekanto, 2015), perubahan yang dikehendaki merupakan suatu teknik sosial yang ditafsirkan sebagai suatu perintah dan larangan.

f. Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change), yaitu perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masayrakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Realitanya, perubahan yang dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki mempunyai kaitan erat. Contohnya, kemajuan teknologi pertanian seperti penggunaan traktor yang dikehendaki para petani. Namun, timbul akibat sampingan yang tidak dikehendaki, seperti memudarnya nilai kegotongroyongan warga untuk mengerjakan lahan pertaniannya, dan petani yang kehilangan pekerjaan.

g. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses. Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Sedangkan perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.

28. Terdapat faktor penyebab perubahan sosial, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 2015).

a. Faktor internal, dimana perubahan sosial berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1) Bertambah atau berkurangnya penduduk. Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam masyarakat, terutama lembaga kemasyarakatannya. Misalnya, timbul sistem hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, dan bagi hasil. Berkurangnya penduduk desa yang disebabkan karena urbanisasi juga memengaruhi sistem pembagian kerja. Misalnya, perpindahan penduduk desa ke kota di Pulau Jawa umumnya dilakukan kaum laki-laki, termasuk yang sudah berkeluarga. Keadaan ini membuat wanita yang sudah berkeluarga memiliki peran ganda sebagai ibu yang mengasuh anak, sekaligus menggantikan peran suami untuk bekerja di ladang.

2) Penemuan-penemuan baru. Ini dibedakan dalam pengertian invention dan discovery. Invention adalah proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengkombinasi atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama dalam masyarakat. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menajdi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut. Penemuan baru umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada masyarakat, yakni antara lain, akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain.

3) Pertentangan masyarakat. Pertentangan dapat terjadi antarindividu, antarindividu dengan kelompok, atau antarkelompok. Pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua tentang nilai-nilai baru juga akan membawa perubahan. Pertentangan berkaitan dengan sistem patrilineal pada etnis Batak, pertentangan antara golongan muda dan tua ketika Indonesia ada dalam proses menuju kemerdekaan yang berakhir dengan peristiwa Rengasdengklok, dan pertentangan elit politik dalam pencalonan kepala daerah (pilkada, pemilu).

4) Pemberontakan atau revolusi. Adanya revolusi atau pemberontakan dalam suatu negara akan menimbulkan perubahan. Contohnya, Revolusi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 mengubah wajah Indonesia yang sebelumnya merupakan negara terjajah menjadi negara merdeka. Demikian pula Revolusi Ameria tahun 1776, Revolusi Rusia tahun 1917, dan Revolusi Prancis tahun 1789 yang berusaha menentang kekuasaan yang absolut.

b. Faktor eksternal, yaitu perubahan yang berasal dari luar masyarakat. Faktor-faktor tersebut adlaah sebagai berikut.

1) Lingkungan fisik yang ada disekitar manusia. Terjadinya bencana alam mengakibatkan harus pindah ke tempat tinggal yang baru (bedol desa). Mereka harus beradaptasi dengan keadaan alam baru yang menuntut perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Bencana alam tidak sepenuhnya berasal dari lingkungan fisik semata, tetapi juga pengaruh dari masyarakat, misalnya penggundulan hutan atau eksploitasi hutan tanpa adanya reboisasi dapat menyebabkan terjadinya longsor.

2) Peperangan. Hal ini dapat pula mengakibatkan terjadinya perubahan, dimana negara yang menang dalampeperangan biasanya akan memaksakan kebijakan terhadap negara yang kalah. Bentuk-bentuk pemaksaan tersebut antaralain berupa dominasi kebudayaan, politik, dan ekonomi.

3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Dalam hal ini, dua kebudayaan saling bertemu dan kebudayan masyarakat lain memberikan pengaruh. Budaya yang diterima oleh suatu masyarakat tanpa pemaksaan disebut demonstration effect. Pertemuan dua kebudayaan bisa jadi tidak selalu saling memengaruhi, kadangkala mereka saling menolak, ini disebut dengan cultural animosity. Apabila salah satu atau dua kebudayaan yang saling bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, akan terjadi imitasi atau peniruan unsur-unsur kebudayaan lain.

29. Perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menjadi pendorong terjadinya perubahan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kontak dengan kebudayaan lain. Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung-proses ini disebut difusi-serta secara penetrasi damai dan paksa. Menurut Soerjono Soekanto (2015), ada dua difusi yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat. Difusi intramasyarakat, yaitu penyebaran kebudayaan yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri. Adapun difusi antarmasyarakat, yaitu penyebaran kebudayaan yang  terjadi anatara dua masyarakat atau lebih. Masuknya pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan penetrasi (pemasukan) damai dan paksa.

1) Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu masuknya sebuah kebudayaan yang dilakuakandengan jalan damai. misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan hal-hal berikut.

a) Akulturasi, yaitu perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan suatu bentuk kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan unsur aslinya.

b) Asimilasi, yaitu bercampurnya dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru.

c) Sintesis, yaitu percampuran dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari keduanya.

2) Penetrasi paksa (penetration violence). Artinya, masuknya sebuah kebudayaan dilakukan secara paksa dan merusak. Contohnya masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan yang disertai dengan kekerasan.

b. Sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan formal yang maju pasti akan mengajarkan keanekaragaman kemampuan, memberikan nilai-nilai, mengajarkan cara berpikir ilmiah, dan mengajarkan berfikir objektif. Tujuannya adalah agar individu-individu yang dihasilkan ini mampu bersaing dengan perkembangan zaman.

c. Sikap menghargai hasil karya sesorang dan keinginan untuk maju. Menghargai hasil karya orang lain dijadikan sebagai pendorong perubahan sosial dan bisa jadi menyebabkan semakin banyaknya penemuan-penemuan baru. bentuk penghargaan hasil karya orang lain tidak hanya berupa pujian saja, tetapi bisa dalam bentuk hadiah nobel dan penghargaan lainnya.

d. Toleransi, yaitu sikap menerima perbuatan-perbuatan yang dianggap menyimpang atau berbeda. Misalnya perbedaan agama, ras, suku, bahasa, dan adat kebiasaan.

e. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka. Sistem masyarakat yang terbuka memudahkan terjadinya perubahan sosial. Artinya memberikan kesempatan kepada individu atau masyarakat untuk maju melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan kemampuannya mereka sendiri.

f. Penduduk yang heterogen. Penduduk yang beranekaragam latar belakang akan mempermudah terjadinya pertentangan atau konflik. Konflik inilah yang nantinya akan mendorong terjadinya perubahan sosial.

g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. Masayrakat yang tidak puas dengan kehidupan tertentu cenderung akan mengalami perubahan dibandingkan dengan masayrakat yang lebih cepat puas. Mereka sudah tahu pasti hal-hal yang harus dilakukan, karena perencanaannya sudah dirancang untuk jangka panjang.

h. Adanya nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

30. Beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat anatara lain sebagai berikut.

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain menyebabkan suatu masayrakat tidak mengetahui perkembangan yang terjadi di masayrakat lain.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat dapat disebabkan oleh kehidupan masayrakat yang tertutup.

c. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif.

d. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest). Orang selalu mengidentifikasi diri dengan usaha dan nasa-jasanya.

e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan. Masyarakat khawatir ada unsur-unsur dari luar yang dapat menggoyahkan integrasi dan menimbulkan perubahan pada aspek-aspek tertentu di dalam masayrakat.

f. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup, terutama yang datang dari Barat.

g. Hambatan-hambatan yan bersifat ideologis. Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masayrakat yang sudah menjadi dasar integrasi kehidupan masyarakat tersebut.

h. Kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah karena sudah mendarah daging.

i. Nilai bahwa hidup pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.


Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter