Iklan

Ad Unit (Iklan) BIG

Bentuk Lahan Asal Struktural

Post a Comment

Bentuk Lahan Asal Struktural

Bentuk lahan asal struktural adalah bentuk lahan yang disebabkan oleh adanya tenaga endogen atau tenaga yang berasal dari dalam Bumi atau tenaga yang berasal dari dalam Bumi atau biasa disebut proses tektonik. Tenaga dari dalam Bumi ini menyebabkan adanya tekanan pada lempeng atau kerak Bumi. Tekanan tersebut membuat kulit Bumi terlipat, patah, retak, dan melengkung. Gaya yang bekerja tersebut akhirnya membentuk suatu bentukan lipatan, patahan, lengkungan, dan retakan.

Dalam membicarakan bentuk lahan struktural, ada dua macam struktur penting yaitu struktur geologi dan struktur batuan. Struktur geologi merupakan struktur asli bentuk lahan tersebut. Sementara itu, struktur batuaan berpengaruh pada perkembangan morfologi sehingga sangat penting untuk dipelajari dalam geomorfologi. Struktur batuan antara lain mencakup struktur perlapisan batuan dan materi pembentuk materi batuan.

Keberadaan bentuk lahan struktural muka Bumi memberikan manfaat bagi manusia. kehadiran pegunungan atau perbukitan patahan memberikan manfaat di berbagai bidang. Misalnya pada bidang pertambangan, di beberapa kawasan pegunungan atau perbukitan patahan ditemukan jebakan minyak Bumi melimpah seperti di Kutai Kartanegara (Kialimantan Timut), Jebakan minyak ditemukan melalui eksplorasi dengan cara seismik. Selain itu, beberapa bentukan hasil proses struktural menyajikan keunikan relief dan panorama yang bisa diangkat menjadi destinasi wisata.

Pembentukan Bentuk Lahan Struktural

Lipatan, patahan, lengkugan, dan retakan merupakan beberapa kenampakan yang diperlihatkan oleh bentuk lahan struktural di permukaan Bumi.

Semua bentukan tersebut dikontrol oleh satu tenaga luar biasa yang berasal dari dalam Bumi yaitu tenaga endogen. Intensitas dan pergerakan tenaga endogen untuk membentuk keempat kenampakan struktural tersebut berbeda-beda.

Secara umum dapat dikatakan bahwa, bentuk lahan asal proses struktural terbentuk karena proses endogen berupa tektonisme dan diatropisme. Proses-proses ini telah menyebabkan beberapa aktivitas, seperti pengangkatan, penurunan, pelengkungan, pelenturan, dan pelipatan pada kerak Bumi. Aktivitas-aktivitas tersebut terjadi secara intensif sehingga terbentuk struktur geologi berupa lipatan, patahan, lengkungan, dan retakan. Seiring berjalannya waktu, pada permukaan Bumi terbentuklah kenampakan alam seperti gunung, pegunungan, bukit, lembah, atau jurang. Selain itu, terdapat struktur horizontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. Tahap-tahap pembentukan bentuk lahan struktural di permukaan Bumi digambarkan dengan diagram berikut ini.

Berdasarkan gerakannya patahan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Patahan normal, arah lempeng batuannya turun mengikuti gaya berat.
2. Patahan naik, arah lempeng batuannya naik berlawanan dengan gaya berat.
3. Patahan geser, arah lempeng batuannya horizontal berlawanan dengan gaya berat.

Ragam Bentuk Lahan Struktural

Kenampakan alam yang dibentuk oleh proses struktural memiliki pemandangan alam luar biasa seperti patahan bernilai seni tinggi.

Pegunungan atau Perbukitan Lipatan

Pegunungan atau perbukitan lipatan terbentuk karena terlipatnya lapisan batuan dalam kulit Bumi. Lapisan batuan tersebut terlipat karena gay endogen sangat kuat. Lapisan batuan terimpit dari sisi berlawanan, pada akhirnya membentuk pegunungan atau perbukitan lipatan.

Bentuk lipatan mempunyai ciri khas. Pegunungan lipatan memiliki lereng terjal dengan lembah-lembah panjang. Sementara itu, perbukitan lipatan berlereng terjal sampai landai memiliki kemiringan lembah bervariasi. Jenis-jenis batuan yang terdapat di kawasan pegunungan atau perbukitan lipatan ialah batuan sedimen, batu gamping, batu lempung, batu pasir kuarsa, dan gipsum. Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Himalaya merupakan dua contoh pegunungan lipatan di dunia.

Satuan bentuk lahan pada perbukitan lipatan lebih kompleks dibadingkan dengan pegunungan lipatan. Tiga satuan bentuk lahan yang dimiliki oleh keduanya ialah pegunungan/ perbukitan antiklinal, pegunungan/ perbukitan sinklinal, dan pegunungan/ perbukitan monoklinal.

Pegunungan/ Perbukitan Antiklinal

Bentuk lahan ini terdiri atas unit-unit punggung lipatan dan sebagian besar didominasi oleh batuan plastis. Pegunungan/ perbukitan antiklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki posisi lebih tinggi dari lipatan lainnya. Satuan bentuk lahan pegunungan/ perbukitan antiklinal akan membentuk permukaan Bumi cembung atau menonjol.

Pegunungan/ Perbukitan Sinklinal

Pegunungan/ perbukitan sinklinal terdiri atas lembah-lembah lipatan dan sebagian besar didominasi oleh batuan plastis. Pegunungan/ perbukitan sinklinal merupakan bagian lipatan yang memiliki posisi lebih rendah dari lipatan lainnya. Lipatan sinklinal akan membentuk permukaan Bumi menjadi cekung (lembah). Dalam wilayah luas terkadang dijumpai deretan pegunungan/ perbukitan antiklinal dan sinklinal berulang-ulang.

Pegunungan/ Perbukitan Monoklinal

Pegunungan lipatan ini terbentuk karena adanya tekanan pada satu titik yang tingginya lebih dari 500 m. Untuk perbukitan monoklinal adalah perbukitan lipatan yang terjadi karena adanya tekanan pada satu titik yang tingginya kurang dari 500 m. Bentukan permukaan dari monoklinal  ialah datar-miring-datar.

Pegunungan atau Perbukitan Dome

Pegunungan atau perbukitan dome merupakan pegunungan atau perbukitan tunggal yang memiliki kemiringan landai. Bentuk lahan ini awalnya terbentuk karena proses struktural, kemudian diikuti beberapa proses, seperti intrusi garam (diapir), intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku (batolit). Apabila yang bekerja adalah proses intrusi batolit terbentuk kubah yang besar dan tinggi.

Pegunungan atau perbukitan dome yang berumur muda sering mengalami pengikisan pada bagian puncaknya. Pada tahapan deawasa, pengikisan pada bagian puncak semakin meluas dan mendalam. Pengikisan yang intensif terkadang sampai membentuk lembah di bagian puncaknya. Proses akhir pengikisan pada tahap tua akan membentuk peneplane. Beberapa satuan bentuk lahan perbukitan dome ialah perbukitan ini dome, cekungan inti dome, dan flatiron.

Pegunungan atau Perbukitan Blok Sesar

Pegunungan atau perbukitan blok sesar merupakan kumpulan pegnunungan atau perbukitan yang mengalami berbagai bentuk patahan, seperti sembul atau triangle facet. Di beberapa wilayah pegunungan atau perbukitan blok sesar terdapat retakan-retakan yang sebagian naik dan sebagian lainnya turun serta ada pula yang miring. Bidang antara dua blok yang naik dan turun inilah yang dinamakan sesar. Bidang blok yang menjulang ke atas dinamakan atap sesar (hanging wall), sedangkan bidang blok yang lebih rendah dinamakan alas sesar (foot wall). Pada umumnya, kenampakan alam pegunungan atau perbukitan blok sesar seperti balok-balok yang menjulang tinggi. Materialnya tersusun dari batuan sedimen klastik.

Empat satuan bentuk lahan pegunungan atau perbukitan blok sesar yang sering dijumpai di dunia ialah gawir sesar, triangular facet, graben, dan sembul.

1. Gawir Sesar

Gawir sesar adalah struktur bidang patahan yang terjal dan memanjang. Satuan bentuk lahan ini terbentuk akibat adanya gejala sesar baru, kemudaian disertai dengan perpindahan secara vertikal, jalur yang hancur, dan pelurusan sungai. Gawir sesar memanjang mengikuti zona sesar, baik zona sesar turun maupun sesar naik.

2. Triangular Facet

Triangular Facet merupakan satuan bentuk lahan struktural yang dicirikan dengan kenampakan lereng bukit menyerupai jajaran segitiga. Jajaran segitiga tersebut memanjang lurus dan biasanya bagian depan memiliki topografi relatif datar dengan endapan kipas aluvial. Bagian ujung yang meruncing sebagai bagian yang paling dekat dengan bidang sesar. Selain itu, ujung yang meruncing tersebut sering mengalami perombakan material karena proses pelapukan dan erosi aktif. Di sepanjang lereng bukit segitiga terdapat sejumlah aliran sungai yang miring.

.3. Graben/ Slenk

Graben dikenal dengan istilah slenk (tanah turun). Satuan bentuk lahan struktural ini merupakan tanah patahan yang turun sehingga permukaannya lebih rendah daripada daerah sekitarnya. Graben terjadi karena adanya tarikan yang berasal dari dua arah yang menyebabkan kerak Bumi menjadi turun atau tenggelam. Beberapa nama  graben yang terkenal di dunia ialah Danau Baikal (Rusia), Graben Lambert (Antartika), dan Lembah Sungai Saguenay (Kanada).

4. Sembul/ Horst

Sembul dikenal dengan istilah horst (tanah naik). Horst merupakan kebalikan dari graben. Satuan bentuk lahan struktural ini merupakan tanah patahan yang naik sehingga permukaannya lebih tinggi daripada daerah disekitarnya. Sembul terjadi karena adanya tekanan yang berasal dari dua arah atau lebih yang akhirnya menyebabkan kerak Bumi bergerak ke atas. Kenampakan dominan pada satuan bentuk lahan ini ialah adanya sesar yang disebabkan oleh pergeseran posisi lapisan (diskolasi).

Pegunungan Vosges di Prancis merupakan salah satu horst cukup terkenal di dunia.

Pegunungan atau Perbukitan Plato

Plato merupakan dataran tinggi dengan struktur horizontal. Pegunungan plato memiliki ketinggian lebih dari 500 m, sedangkan perbukitan plato memiliki ketinggian kurang dari 500 m. Pada umumnya bentuk lahan plato dikelilingi oleh rangkaian pegunungan bertebing curam. Plato terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Selain itu, beberapa plato merupakan bekas kaldera luas, kemudian tertimbun oleh material dari lereng gunung di sekitarnya.

Pegunungan plato memiliki beberapa satuan bentuk lahan, yaitu pegunungan plato karbonat, pegunungan plato sedimen klastik, dan pegunungan plato basal. Beberapa satuan bentuk lahan perbukitan plato yaitu perbukitan mesa dan perbukitan butte. Kedua perbukitan ini sering dijumpai di kawasan perbukitan plato berumur tua.

1. Perbukitan Mesa

Perbukitan mesa adalah perbukitan yang memiliki puncak datar (rendah) dengan struktur horizontal sebagai akibat dari proses erosi. Mesa tampak sebagai perbukitan yang datar dan liuas.

2. Perbukitan Butte

Perbukitan butte merupakan kebalikan dari perbukitan mesa. Kata butte berasal dari bahasa Prancis yang memiliki arti bukit kecil. Jadi, perbukitan butte digambarkan sebagai perbukitan yang memiliki puncak sempit dan lebih tinggi dibandingkan dengan perbukitan mesa. Beberapa ciri yang dimiliki oleh perbukitan butte ialah sisinya terjal dan curam, biasanya berada pada iklim kering, serta badan perbukitannya terdapat lapisan-lapisan hasil dari sedimentasi.

Teras Struktural

Teras struktural tampak sebagai permukaan bertingkat karena proses pengangkatan berulang-ulang yang terjadi pada masa lampau di suatu tempat. Salah satu bentuk alam dari teras struktural ialah step fault (tebing bersusun). Teras struktural menempati batuan yang relatif horizontal dengan perlapisan miring. Bentuk lahan struktural ini berlawanan dengan perbukitan monoklinal. Bentuk permukaan dari perbukitan mnoklinal ialah datar-miring-datar, sedangkan teras struktural memiliki bentuk permukaan miring-datar-miring. Pada awalnya teras struktural berbentuk fault scrap yaitu tebing yang mengalami rekahan (sesar). Oleh karena terbentuk berulang-ulang maka menghasilkan bentukan step fault. Beberapa satuan bentuk lahan dari teras struktural ialah teras struktural berbatu gamping, teras struktural berbatuan sedimen (tanpa batu gamping), dan teras struktural berbatuan beku.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter