Faktor utama kehadiran bentuk lahan asal vulkanik di permukaan Bumi karena adanya magma. Tenaga ini sedemikian hebat dapat memahat permukaan bumi hingga menciptakan bentuk lahan vulkanik beranekaragam. Gerakan magma terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga untuk menekan batuan di atasnya. Magma dapat bergerak ke segala arah, bahkan sampai ke permukaan Bumi.
Jalur penyusupan magma hingga ke permukaan Bumi membentuk pola yang disebut lingkasan api atau cincin api. Pemberian nama cincin api karena kawasan ini banyak sekali gunungapi yang masih aktif dan meletus. Lingkaran api atau cincin api terletak di sepanjang Samudra Pasifik hingga identik dengan cincin api pasifik. Cincin api Pasifik atau lingkaran api pasifik ( Pasific Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunungapi. yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Kawasan cincin api ini membentang mulai dari pantai barat Amerika Utara hingga ke pantai timur Asia. Beberapa daratan yang dilintasi adalah pegunungan Andes ( Chili dan Bolivia), Amerika tengah, Amerika Utara (Meksiko, Amerika Serikat, kanada), rusia, Jepang, Filipina, Indonesia, New Zealand, dan Antartika.
Sebagian besar daratan yang dilewati cincin api adalah daratan yang berbatasan langsung dengan laut dan memiliki gunungapi aktif. Itulah sebabnya negara-negara di daratan Eropa tidak berbatasan dengan laut dan tidak mempunyai gunungapi yang aktif. Di Indonesia ada sekitar 60 gunungapi yang masih aktif. Gunungapi ini paling banyak tersebar di Sumatra, Jawa, Bali-Lombok-Nusa Tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur, bagian utara Sulawesi, dan Maluku.
Aktivitas magma di bawah permukaan Bumi disebut instrusi magma. Gerakan magma di dalam permukaan Bumi akan membentuk beberapa kenampakan, seperti batolit, lakolit, keping intrusi atau siil, intrusi korok atau gang, apofisa, dan diaterma. Sementara itu, jika magma bergerak dan dapat mencapai permukaan Bumi disebut ekstrusi magma. gerakan magma di dalam menuju ke permukaan Bumi ini menghasilkan sejumlah bentuk lahan vulkanik. Ragam bentuk lahan vulkanik di suatu daerah erat kaitannya dengan sejarah perkembangan dan kegiatan suatu gunungapi. Secara umum, tubuh gunungapi dibedakan menjadi tiga belas bentuk lahan. Semua bentuk lahan tersebut masih dibagi lagi menjadi beragam satuan bentuk lahan dengan karakteristik berbeda-beda.
Gunung api
Gunungapi Perisai
Gunungapi ini berbentuk kerucut, berlereng landai, dan terdapat aliran lava panas dari satu saluran yang berada di tengah. Wilayah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya sangat lambat. Tipe gunung ini tidak menunjang tinggi, tetapi melebar. Contoh gunungapi tipe ini antara lain Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Kepulauan Hawaii.
Gunungapi Kubah
Gunungapi kubah berbentuk kerucut cembung dan berlereng curam. Proses pendinginan dan pembekuan lava cukup cepat. Banyak lava membeku di saluran pusat, sehingga saluran tertutup. Letusan sangat keras dapat terjadi karena tekanan dari dalam Bumi sangat kuat. Seluruh bagian puncak gunungapi dapat hancur dan hilang seketika. Contoh gunungapi kubah antara lain Gunung Lassen di Sierra Nevada dan Gunung Pelee di Martinique.
Gunung Strato
Gunungapi ini terbentuk akibat erupsi eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus-menerus. Karakter erupsi ini menyebabkan lereng berlapis-lapis dan terdiri atas bermacam-macam batuan. Gunungapi tipe ini memiliki bentuk kerucut dengan sisi curam. Contoh gunungapi strato antara lain Gunung merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, dan Gunung Kelud.
Gunung Kaldera
Gunungapi ini terbentuk dari ledakan yang sangat dahsyat. Puncak gunung tersebut terlempar sehingga membentuk cekungan. Contoh gunungapi tipe ini antara lain Gunung Bromo dan Gunung Krakatau.
Mud Volcano
Mud volcano merupakan tipe gunungapi terkecil di dunia dan hanya memiliki tinggi 2-3 meter. Gunungapi ini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen yang berasal dari erupsi gunungapi besar di sekitarnya. material yang dikeluarkan gunungapi ini seperti bubur halus.
Tipe letusan Gunung Api
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan gunungapi dibedakan menjadi tipe hawaii, stromboli, volkano, merapi, perret (plinian), pele, dan vincent.
Tipe Hawaii
Letusan tipe ini terjadi karena lava yang keluar dari dapur magma sangat cair sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan gunungapi dengan tipe perisai.
Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik artinya terjadi dengan interval atau tenggang waktu hampir sama. Misalnya, gunungapi stromboli di Kepulauan Riau tenggang waktu letusannya terjadi lebih kurang 12 menit. Jadi, setiap lebih kurang 12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh lain, gunungapi tipe stromboli yaitu Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Indonesia).
Tipe Vulkano
Letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, lapili, serta bahan-bahan cair (misalnya lava). letusan tipe vulkano didasrkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magma. Berdasarkan kekuatannya, letusan tipe ini dibedakan menjadi dua yaitu vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan vulkano lemah (Gunung bromo).
Tipe Merapi
Tipe letusan ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi bertambah kuat dan memecahkan sumbat lava. Sumbatan yang telah pecah kemudian terdorong ke atas dan terlempar ke luar. material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu (gloedlawine). Setelah itu, muncul awan panas atau biasa disebut dengan wedus gembel. Letusan tipe ini sangat berbahaya bagi penduduk disekitarnya.
Tipe Perret (Plinian)
Material yang dilemparkan letusan tipe ini mencapai ketinggian lebih kurang 80 km. Letusan perret mampu melemparkan kepundan atau menghilangkan puncak gunung dan akhirnya dinding kawah turun. Contoh letusan tipe ini antara lain letusan Gunung Krakatau dan Gunung St. Helens.
Tipe Pele
letusan ini terjadi karena adanya penyumbatan kawah di puncak gunungapi yang bentuknya seperti jarum. Penyumbatan ini menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila kawah tidak kuat menahan material, gunung tersebut akan meletus.
Tipe Vincent
Letusan tipe ini akan menyediakan air di dalam danau kawah tumpah bersama lava. letusan ini akan mengakibatkan daerah di sekita gunung diterjang lahar panas. Dua gunung yang memiliki tipe letusan ini ialah Gunung Kelud dan Gunung Sint Vincent.
Berdasarkan kekuatannya, erupsi gunungapi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Erupsi eksplosif, erupsi yang menimbulkan ledakan (material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair).
2. Erupsi efusif, erosi yang tidak menimbulkan ledakan (material yang dikeluarkan lava cair dan sedikit material padat).
3. Erupsi campuran, erupsi selang seling antara eksplosif dan efusif.
Kawah dan Danau
Kawah adalah cekungan pada puncak gunungapi yang merupakan tempat keluarnya magma. Tipe gunungapi strato biasanya memiliki kawah pada bagian puncaknya.
Pada beberapa tipe gunungapi, kawah dapat terletak di samping atau hanya berupa rekahan. Adanya neck akan menghubungkan kawah dengan dapur magma yang terdapat di dalam perut Bumi. Kawah yang terisi oleh air hujan disebut dengan danau kawah. Sifat-sifat fisika dan kimia antara satu danau kawah dengan lainnya berbeda-beda, tergantung pada aktivitas magma serta interaksi dengan batuan di sekitarnya. Danau kawah pada gunungapi berfungsi sebagai kondensator panas atau saringan gas yang keluar dari dapur magma.
Kondisi air danau kawah biasanya memiliki pH sangat rendah yaitu 0-2 sehingga sangat beracun bagi semua makhluk hidu. Warna danau kawah dipengaruhi oleh gas belerang sehingga biasanya air danau berwarna hijau cerah (seperti Kawah Ijen). Warna ini dapat berubah sewaktu-waktu menjadi kuning atau putih tergantung pada kepekatan gas yang keluar. Selain belerang, gas lain yang dapat dikeluarkan oleh danau kawah antara lain klor, flour, karbon monoksida, serta karbon dioksida. Lebih kurang 12% dari seluruh gunungapi di dunia kawahnya tertutup oleh massa air. Beberapa nama danau kawah di indonesia ialah Kawah Ijen, Kawah Kelud, Segara Anak, dan Danau Kelimutu.
Salah satu danau kawah cukup terkenal di Indonesia ialah Danau Kelimutu. Danau Kelimutu beradi di puncak Gunung Kelimutu yang terletak di Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Pemo, kecamatan kelimutu, Kabupaten Ende. Danau ini dikenal dengan sebutan danau tiga warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Kawah Tiwu Ata Polo sering menunjukkan warna merah darah, Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai bewarna hijau zamrud, dan Kawah Tiwu Ata Mbupu bewarna putih. Sesekali warna ketigannya bisa pula menjadi seragam. menurut kalangan ilmuwan dan peneliti, kandungan kimia berupa garam, besi, sulfat, mineral lain, serta tekanan gas aktivitas vulkanik, dan sinar matahari menjadi faktor penyebab perubahan warna air danau pada Gunung kelimutu.
Kaldera dan Danau Kaldera
Istilah kaldera berasal dari bahasa Spanyol yang artinya wajan. Bentuk kaldera memang sekung seperti wajan. kaldera merupakan penciri gunungapi yang sudah mengalami tahap lanjut. Bentuk lahan kaldera memiliki morfologi dan topografi unik yang aakhirnya menghasilkan pemandangan sangat menarik.
Kaldera merupakan kawah sangat besar yang terbentuk akibat erupsi sangat kuat. Pada saat erupsi, material tersembur keluar hingga kawah menjadi kosong. Kekosongan material ini mengakibatkan dinding kawah menjadi sangat labil. Oleh karena adanya goncangan dan gaya berat, dinding kawah runtuh secara melingkar sehingga terbentuklah kaldera. Apabila kaldera tersebut terisi air hujan maka disebut danau kaldera.
Tenaga erupsi besar pun sebenarnya kaldera dapat terbentuuk. Kaldera dapat terbentuk pada beberapa gunungapi yang memiliki magma bersifat basal. Artinya, magma tersebut tidak memiliki kandungan silika sehingga mudah mengalir (biasanya menerobos ke samping). Aliran magma terus-menerus mengakibatkan terjadinya kekosongan di dalam kawah. Kekosongan ini memicu kawah longsor hingga membentuk kaldera.
Bentuk Lahan Vulkanik Lain
Selain bentuk lahan vulkanik utama, bagian-bagian bentuk lahan vulkanik bisa diperinci lagi menjadi satuan bentuk lahan kerucut gunungapi, lereng gunungapi, dataran gunungapi, kaki gunungapi, medan lava, medan lahar, bocca, sumbat lava, kubah lava, dan leher gunungapi.
Kerucut Gunungapi
Kerucut gunungapi merupakan bagian tubuh gunungapi paling atas sehingga langsung mendapatkan material dari kawah pada saat terjadi erupsi. Material pada bagian kerucut ini bergerak secara gravitasi (gerakan yang dipengaruhi oleh tenaga gravitasi Bumi). Bagian kerucut gunungapi memiliki lereng sangat curam dan terdapatlembah-lembah cukup dalam.
kerucut gunungapi juga dicirikan dengan keberadaan bukit-bukit runcing di antara lembah-lembah sungai yang terjal dan dalam. Aliran sungai pada kerucut gunungapi memiliki pola memancar dari daerah puncak ke kaki dan dataran di sekitarnya. Material yang terendap di kerucut gunungapi merupakan campuran bahan-bahan erupsi yang masih sangat kasar hingga kasar. bentuk lahan asal vulkanik yang satu ini didominasi oleh aktivitas pengangkutan dan longsoran lahan (erosi). Meskipun kerucut gunungapi sering mengalami erosi lanjut, pada bagian lereng biasanya masih memperlihatkan pola aliran melandai ke arah kaki dan berpasang-pasangan menghadap ke arah bekas puncak. Beberapa jenis kerucut gunungapi adalah kerucut gunungapi cinder, piroklastik, abu vulkan, dan parasiter.
Lereng Gunungapi
Lereng gunungapi terdapat di bawah kerucut gunungapi. Lereng gunungapi memiliki empat satuan bentuk lahan, yaitu lereng gunungapi atas, lereng gunungapi tengah, lereng gunungapi bawah, dan lembah baranco. Proses dominan yang berlangsung di bagian lereng gunungapi ialah pengangkutan material akibat gaya gravitasi dan oleh tenaga air. Lereng gunungapi terbentuk dari hasil pengendapan material erupsi yang berlangsung secara bertahap. Kemiringan lereng di setiap satuan bentuk lahan bervariasi dari agak curam sampai curam. Biasanya lereng gunungapi memiliki bentuk yang belum teratur dan di beberapa bagian terdapat lembah dalam. Penggunaan lahan pada lereng gunungapi bagian bawah ialah lahan pertanian, perkebunan, pariwisata, bahkan permukiman.
Kaki Gunungapi
Bentuk lahan kaki gunungapi dicirikan oleh kemiringan lereng yang agak curam sampai agak landai. Bentuk lahan ini didominasi oleh proses pengendapan material dari bagian atas. Material ini mengendap ke bawah melalui lembah-lembah sungai. Beberapa material yang diendapkan ialah lumpur, endapan lava, dan piroklastik. Proses pengangkutan material mulai berkurang pada kemiringan lereng yang relatif datar.
Kaki gunungapi merupakan daerah yang memiliki potensi tanah subur dan kaya akan mata air. Mata air di daerah kaki gunungapi cukup aktif dan memiliki debit besar. Di samping itu, suhu udara relatif dingin sehingga banyak dimanfaatkan penduduk sekitar untuk lahan pertanian dan perkebunan.
Satuan bentuk lahan kaki gunungapi ialah dataran kaki gunungapi dan kipas fluvio gunungapi. Dataran kaki gunungapi merupakan satuan bentuk lahan yang lebih datar dibandingkan dengan kaki gunungapi. Bentuk lahan ini terbentuk dari pengendapan material dari proses fluvial. meskipun datar, dataran kaki gunungapi sangat rentan terhadap banjir lahar. Dataran kaki gunungapi memiliki kerentanan tinggi karena kawasan ini menjadi zona bebas luncuran lahar dari lereng atas. Contohnya, luapan banjir lahar Gunung Merapi di Sungai Putih yang memutuskan jalur transportasi magelang-Yogyakarta. Sama halnya, dengan dataran kaki gunungapi, kipas fluvio gunungapi juga memiliki topografi datar dengan proses pengendapan material sungai yang intensif.
Dataran Gunungapi
Dataran gunungapi merupakan bentuk lahan vulkanik yang bertopografi lebih ndatar dibandingkan dengan satuan bentuk lahan di atasnya. Pada daerah ini terjadi pengendapan material oleh proses fluvial. proses sedimentai pada lembah sungai mulai aktif karena adanya penurunan kemiringan lereng sehingga memungkinkan terjadinya pengendapan yang lebih besar. kemiringan lereng dataran gunungapi bervariasi dari agak landai sampai landai. Oleh karena itu, aktivitas erosi pada daerah ini tidak lagi intensif. Secara umum, aktivitas erosi yang tampak ialah erosi lembar dan erosi alur. Material permukaan didominasi oleh kerikil hingga oasir kasar. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian lebih berkembang.
Medan Lava dan Medan Lahar
Lava adalah magma yang keluar dari perut gunungapi akibat peningkatan aktivitas vulkanik. lava keluar dapat berupa lelehan yang mengalir menuruni lereng gunung sampai lembah. Lava juga dapat keluar kemudian diam di sekitas puncak sehingga membentuk kubah lava (dome). Sementara itu, lahar adalah material vulkanik berupa campuran batu, pasir, dan kerikil yang keluar akibat adanya aliran air yang terjadi di lereng gunung. Apabila lava tercampur dengan air yang masih panas (baru keluar dari dapur magma) akan menghaasilkan lahar panas. Sebaliknya, apabila lava sudah tertimbun lama di lereng gunung kemudian bercampur air pada musim hujan akan menghasilkan aliran lahar dingin. Kedua tipe lahar ini memiliki resiko sama besar.
Medan lava terbentuk akibat aliran lava melalui lembah-lembah yang keluar pada saat erupsi gunungapi. Syaratnya, curahan lava yang keluar harus dalam volume sangat besar dan umumnya berupa lava basalt.
pembentukan medan lahar tidak jauh berbeda dengan mean lava. Medan lahar terbentuk akibat aliran lahar melaui lembah-lembah saat erupsi gunungapi. Curahan lahar yang keluar juga harus dalam volume sangat bear. bentuk lahan medan lava dan medan lahar memiliki topografi bergelombang serta tidak teratur.
Bocca
bocca adalah suatu kawah yang terbentuk akibat aktivitas magma yang keluar pada bagian samping atau tengah suatu gunungapi. Salah satu gunungapi aktif di dunia yang memiliki bocca ialah Gunung Etna. menurut sejarah, Gunung Etna di pulau Sisilia (Italia) merupakan gunungapi yang pernah meletus dengan jangka waktu yang paling lama di dunia. Gunung Etna memiliki empat bocca dan dua di antaranya berperan sebagai bocca pusat. Kedua bocca tersebut ialah Bocca Nouva yang berada di sisi timur laut (lama) dan Voragine yang beradi di sisi tenggara (baru). Bocca Nouva terbentuk pada tahun 1968 di dekat puncak gungapi. Secara bertahap ukuran dan kedalaman bentuk lahan tersebut meningkat. Letusan terakhir Bocca Nouva terjadi pada tahun 1999. Sementara itu, Voragine merupakan bocca yang terbentuk akibat letusan tahun 1978.
Sumbat Lava dan Kubah Lava
Sumbat lava adalah magma yang mencapai permukaan gunungapi kemudian membeku. Sumbat lava berbentuk seperti pipa dengan kedudukan memotong bidang perlapisan batuan yang berada di sekelilingnya. Magma kental yang terakumulasi di alam kawah kemudian mendingin dan membentuk tonjolan atau gundukan dinamakan kubah lava. Artinya, magma tersebut tidak membentuk aliran lava. kubah lava biasanya menutupi seluruh atau sebagian lubang kepundan. Kubah lava sebenarnya masih memiliki sumbat lava yang berada di dalam pipa kepundan. Kubah lava yang berada di puncak gunungapi menjadi sumber terjadinya awan panas. Oleh karena adanya peningkatan desakan magma serta tekanan gas dari bawah, kunah lava dapat mengalami deformasi, terangkat, retak-retak, dan akhirnya runtuh membentuk guguran lava.
Laher Gunungapi
Pipa kepundan gunungapi yang tertinggal sebagai sisa erosi membentuk semacam leher atau tiang besar yang biasa disebut dengan leher gunungapi (volkanic neck). Kubah lava merupakan bagian atas leher gunungapi yang menyembul ke atas permukaan. Semakin ke arah tepi, bentuk lahan leher gunungapi berbentuk seperti gelas. leher gunungapi dicirikan dengan banyaknya asosiasi batuan beku.
Gunungapi ini berbentuk kerucut, berlereng landai, dan terdapat aliran lava panas dari satu saluran yang berada di tengah. Wilayah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya sangat lambat. Tipe gunung ini tidak menunjang tinggi, tetapi melebar. Contoh gunungapi tipe ini antara lain Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Kepulauan Hawaii.
Gunungapi Kubah
Gunungapi kubah berbentuk kerucut cembung dan berlereng curam. Proses pendinginan dan pembekuan lava cukup cepat. Banyak lava membeku di saluran pusat, sehingga saluran tertutup. Letusan sangat keras dapat terjadi karena tekanan dari dalam Bumi sangat kuat. Seluruh bagian puncak gunungapi dapat hancur dan hilang seketika. Contoh gunungapi kubah antara lain Gunung Lassen di Sierra Nevada dan Gunung Pelee di Martinique.
Gunung Strato
Gunungapi ini terbentuk akibat erupsi eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus-menerus. Karakter erupsi ini menyebabkan lereng berlapis-lapis dan terdiri atas bermacam-macam batuan. Gunungapi tipe ini memiliki bentuk kerucut dengan sisi curam. Contoh gunungapi strato antara lain Gunung merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu, dan Gunung Kelud.
Gunung Kaldera
Gunungapi ini terbentuk dari ledakan yang sangat dahsyat. Puncak gunung tersebut terlempar sehingga membentuk cekungan. Contoh gunungapi tipe ini antara lain Gunung Bromo dan Gunung Krakatau.
Mud Volcano
Mud volcano merupakan tipe gunungapi terkecil di dunia dan hanya memiliki tinggi 2-3 meter. Gunungapi ini terbentuk dari campuran air panas dan sedimen yang berasal dari erupsi gunungapi besar di sekitarnya. material yang dikeluarkan gunungapi ini seperti bubur halus.
Tipe letusan Gunung Api
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan gunungapi dibedakan menjadi tipe hawaii, stromboli, volkano, merapi, perret (plinian), pele, dan vincent.
Tipe Hawaii
Letusan tipe ini terjadi karena lava yang keluar dari dapur magma sangat cair sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan gunungapi dengan tipe perisai.
Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik artinya terjadi dengan interval atau tenggang waktu hampir sama. Misalnya, gunungapi stromboli di Kepulauan Riau tenggang waktu letusannya terjadi lebih kurang 12 menit. Jadi, setiap lebih kurang 12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh lain, gunungapi tipe stromboli yaitu Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Indonesia).
Tipe Vulkano
Letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, lapili, serta bahan-bahan cair (misalnya lava). letusan tipe vulkano didasrkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magma. Berdasarkan kekuatannya, letusan tipe ini dibedakan menjadi dua yaitu vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan vulkano lemah (Gunung bromo).
Tipe Merapi
Tipe letusan ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi bertambah kuat dan memecahkan sumbat lava. Sumbatan yang telah pecah kemudian terdorong ke atas dan terlempar ke luar. material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu (gloedlawine). Setelah itu, muncul awan panas atau biasa disebut dengan wedus gembel. Letusan tipe ini sangat berbahaya bagi penduduk disekitarnya.
Tipe Perret (Plinian)
Material yang dilemparkan letusan tipe ini mencapai ketinggian lebih kurang 80 km. Letusan perret mampu melemparkan kepundan atau menghilangkan puncak gunung dan akhirnya dinding kawah turun. Contoh letusan tipe ini antara lain letusan Gunung Krakatau dan Gunung St. Helens.
Tipe Pele
letusan ini terjadi karena adanya penyumbatan kawah di puncak gunungapi yang bentuknya seperti jarum. Penyumbatan ini menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila kawah tidak kuat menahan material, gunung tersebut akan meletus.
Tipe Vincent
Letusan tipe ini akan menyediakan air di dalam danau kawah tumpah bersama lava. letusan ini akan mengakibatkan daerah di sekita gunung diterjang lahar panas. Dua gunung yang memiliki tipe letusan ini ialah Gunung Kelud dan Gunung Sint Vincent.
Berdasarkan kekuatannya, erupsi gunungapi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Erupsi eksplosif, erupsi yang menimbulkan ledakan (material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair).
2. Erupsi efusif, erosi yang tidak menimbulkan ledakan (material yang dikeluarkan lava cair dan sedikit material padat).
3. Erupsi campuran, erupsi selang seling antara eksplosif dan efusif.
Kawah dan Danau
Kawah adalah cekungan pada puncak gunungapi yang merupakan tempat keluarnya magma. Tipe gunungapi strato biasanya memiliki kawah pada bagian puncaknya.
Pada beberapa tipe gunungapi, kawah dapat terletak di samping atau hanya berupa rekahan. Adanya neck akan menghubungkan kawah dengan dapur magma yang terdapat di dalam perut Bumi. Kawah yang terisi oleh air hujan disebut dengan danau kawah. Sifat-sifat fisika dan kimia antara satu danau kawah dengan lainnya berbeda-beda, tergantung pada aktivitas magma serta interaksi dengan batuan di sekitarnya. Danau kawah pada gunungapi berfungsi sebagai kondensator panas atau saringan gas yang keluar dari dapur magma.
Kondisi air danau kawah biasanya memiliki pH sangat rendah yaitu 0-2 sehingga sangat beracun bagi semua makhluk hidu. Warna danau kawah dipengaruhi oleh gas belerang sehingga biasanya air danau berwarna hijau cerah (seperti Kawah Ijen). Warna ini dapat berubah sewaktu-waktu menjadi kuning atau putih tergantung pada kepekatan gas yang keluar. Selain belerang, gas lain yang dapat dikeluarkan oleh danau kawah antara lain klor, flour, karbon monoksida, serta karbon dioksida. Lebih kurang 12% dari seluruh gunungapi di dunia kawahnya tertutup oleh massa air. Beberapa nama danau kawah di indonesia ialah Kawah Ijen, Kawah Kelud, Segara Anak, dan Danau Kelimutu.
Salah satu danau kawah cukup terkenal di Indonesia ialah Danau Kelimutu. Danau Kelimutu beradi di puncak Gunung Kelimutu yang terletak di Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di Desa Pemo, kecamatan kelimutu, Kabupaten Ende. Danau ini dikenal dengan sebutan danau tiga warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Kawah Tiwu Ata Polo sering menunjukkan warna merah darah, Kawah Tiwu Nua Muri Koo Fai bewarna hijau zamrud, dan Kawah Tiwu Ata Mbupu bewarna putih. Sesekali warna ketigannya bisa pula menjadi seragam. menurut kalangan ilmuwan dan peneliti, kandungan kimia berupa garam, besi, sulfat, mineral lain, serta tekanan gas aktivitas vulkanik, dan sinar matahari menjadi faktor penyebab perubahan warna air danau pada Gunung kelimutu.
Kaldera dan Danau Kaldera
Istilah kaldera berasal dari bahasa Spanyol yang artinya wajan. Bentuk kaldera memang sekung seperti wajan. kaldera merupakan penciri gunungapi yang sudah mengalami tahap lanjut. Bentuk lahan kaldera memiliki morfologi dan topografi unik yang aakhirnya menghasilkan pemandangan sangat menarik.
Kaldera merupakan kawah sangat besar yang terbentuk akibat erupsi sangat kuat. Pada saat erupsi, material tersembur keluar hingga kawah menjadi kosong. Kekosongan material ini mengakibatkan dinding kawah menjadi sangat labil. Oleh karena adanya goncangan dan gaya berat, dinding kawah runtuh secara melingkar sehingga terbentuklah kaldera. Apabila kaldera tersebut terisi air hujan maka disebut danau kaldera.
Tenaga erupsi besar pun sebenarnya kaldera dapat terbentuuk. Kaldera dapat terbentuk pada beberapa gunungapi yang memiliki magma bersifat basal. Artinya, magma tersebut tidak memiliki kandungan silika sehingga mudah mengalir (biasanya menerobos ke samping). Aliran magma terus-menerus mengakibatkan terjadinya kekosongan di dalam kawah. Kekosongan ini memicu kawah longsor hingga membentuk kaldera.
Bentuk Lahan Vulkanik Lain
Selain bentuk lahan vulkanik utama, bagian-bagian bentuk lahan vulkanik bisa diperinci lagi menjadi satuan bentuk lahan kerucut gunungapi, lereng gunungapi, dataran gunungapi, kaki gunungapi, medan lava, medan lahar, bocca, sumbat lava, kubah lava, dan leher gunungapi.
Kerucut Gunungapi
Kerucut gunungapi merupakan bagian tubuh gunungapi paling atas sehingga langsung mendapatkan material dari kawah pada saat terjadi erupsi. Material pada bagian kerucut ini bergerak secara gravitasi (gerakan yang dipengaruhi oleh tenaga gravitasi Bumi). Bagian kerucut gunungapi memiliki lereng sangat curam dan terdapatlembah-lembah cukup dalam.
kerucut gunungapi juga dicirikan dengan keberadaan bukit-bukit runcing di antara lembah-lembah sungai yang terjal dan dalam. Aliran sungai pada kerucut gunungapi memiliki pola memancar dari daerah puncak ke kaki dan dataran di sekitarnya. Material yang terendap di kerucut gunungapi merupakan campuran bahan-bahan erupsi yang masih sangat kasar hingga kasar. bentuk lahan asal vulkanik yang satu ini didominasi oleh aktivitas pengangkutan dan longsoran lahan (erosi). Meskipun kerucut gunungapi sering mengalami erosi lanjut, pada bagian lereng biasanya masih memperlihatkan pola aliran melandai ke arah kaki dan berpasang-pasangan menghadap ke arah bekas puncak. Beberapa jenis kerucut gunungapi adalah kerucut gunungapi cinder, piroklastik, abu vulkan, dan parasiter.
Lereng Gunungapi
Lereng gunungapi terdapat di bawah kerucut gunungapi. Lereng gunungapi memiliki empat satuan bentuk lahan, yaitu lereng gunungapi atas, lereng gunungapi tengah, lereng gunungapi bawah, dan lembah baranco. Proses dominan yang berlangsung di bagian lereng gunungapi ialah pengangkutan material akibat gaya gravitasi dan oleh tenaga air. Lereng gunungapi terbentuk dari hasil pengendapan material erupsi yang berlangsung secara bertahap. Kemiringan lereng di setiap satuan bentuk lahan bervariasi dari agak curam sampai curam. Biasanya lereng gunungapi memiliki bentuk yang belum teratur dan di beberapa bagian terdapat lembah dalam. Penggunaan lahan pada lereng gunungapi bagian bawah ialah lahan pertanian, perkebunan, pariwisata, bahkan permukiman.
Kaki Gunungapi
Bentuk lahan kaki gunungapi dicirikan oleh kemiringan lereng yang agak curam sampai agak landai. Bentuk lahan ini didominasi oleh proses pengendapan material dari bagian atas. Material ini mengendap ke bawah melalui lembah-lembah sungai. Beberapa material yang diendapkan ialah lumpur, endapan lava, dan piroklastik. Proses pengangkutan material mulai berkurang pada kemiringan lereng yang relatif datar.
Kaki gunungapi merupakan daerah yang memiliki potensi tanah subur dan kaya akan mata air. Mata air di daerah kaki gunungapi cukup aktif dan memiliki debit besar. Di samping itu, suhu udara relatif dingin sehingga banyak dimanfaatkan penduduk sekitar untuk lahan pertanian dan perkebunan.
Satuan bentuk lahan kaki gunungapi ialah dataran kaki gunungapi dan kipas fluvio gunungapi. Dataran kaki gunungapi merupakan satuan bentuk lahan yang lebih datar dibandingkan dengan kaki gunungapi. Bentuk lahan ini terbentuk dari pengendapan material dari proses fluvial. meskipun datar, dataran kaki gunungapi sangat rentan terhadap banjir lahar. Dataran kaki gunungapi memiliki kerentanan tinggi karena kawasan ini menjadi zona bebas luncuran lahar dari lereng atas. Contohnya, luapan banjir lahar Gunung Merapi di Sungai Putih yang memutuskan jalur transportasi magelang-Yogyakarta. Sama halnya, dengan dataran kaki gunungapi, kipas fluvio gunungapi juga memiliki topografi datar dengan proses pengendapan material sungai yang intensif.
Dataran Gunungapi
Dataran gunungapi merupakan bentuk lahan vulkanik yang bertopografi lebih ndatar dibandingkan dengan satuan bentuk lahan di atasnya. Pada daerah ini terjadi pengendapan material oleh proses fluvial. proses sedimentai pada lembah sungai mulai aktif karena adanya penurunan kemiringan lereng sehingga memungkinkan terjadinya pengendapan yang lebih besar. kemiringan lereng dataran gunungapi bervariasi dari agak landai sampai landai. Oleh karena itu, aktivitas erosi pada daerah ini tidak lagi intensif. Secara umum, aktivitas erosi yang tampak ialah erosi lembar dan erosi alur. Material permukaan didominasi oleh kerikil hingga oasir kasar. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian lebih berkembang.
Medan Lava dan Medan Lahar
Lava adalah magma yang keluar dari perut gunungapi akibat peningkatan aktivitas vulkanik. lava keluar dapat berupa lelehan yang mengalir menuruni lereng gunung sampai lembah. Lava juga dapat keluar kemudian diam di sekitas puncak sehingga membentuk kubah lava (dome). Sementara itu, lahar adalah material vulkanik berupa campuran batu, pasir, dan kerikil yang keluar akibat adanya aliran air yang terjadi di lereng gunung. Apabila lava tercampur dengan air yang masih panas (baru keluar dari dapur magma) akan menghaasilkan lahar panas. Sebaliknya, apabila lava sudah tertimbun lama di lereng gunung kemudian bercampur air pada musim hujan akan menghasilkan aliran lahar dingin. Kedua tipe lahar ini memiliki resiko sama besar.
Medan lava terbentuk akibat aliran lava melalui lembah-lembah yang keluar pada saat erupsi gunungapi. Syaratnya, curahan lava yang keluar harus dalam volume sangat besar dan umumnya berupa lava basalt.
pembentukan medan lahar tidak jauh berbeda dengan mean lava. Medan lahar terbentuk akibat aliran lahar melaui lembah-lembah saat erupsi gunungapi. Curahan lahar yang keluar juga harus dalam volume sangat bear. bentuk lahan medan lava dan medan lahar memiliki topografi bergelombang serta tidak teratur.
Bocca
bocca adalah suatu kawah yang terbentuk akibat aktivitas magma yang keluar pada bagian samping atau tengah suatu gunungapi. Salah satu gunungapi aktif di dunia yang memiliki bocca ialah Gunung Etna. menurut sejarah, Gunung Etna di pulau Sisilia (Italia) merupakan gunungapi yang pernah meletus dengan jangka waktu yang paling lama di dunia. Gunung Etna memiliki empat bocca dan dua di antaranya berperan sebagai bocca pusat. Kedua bocca tersebut ialah Bocca Nouva yang berada di sisi timur laut (lama) dan Voragine yang beradi di sisi tenggara (baru). Bocca Nouva terbentuk pada tahun 1968 di dekat puncak gungapi. Secara bertahap ukuran dan kedalaman bentuk lahan tersebut meningkat. Letusan terakhir Bocca Nouva terjadi pada tahun 1999. Sementara itu, Voragine merupakan bocca yang terbentuk akibat letusan tahun 1978.
Sumbat Lava dan Kubah Lava
Sumbat lava adalah magma yang mencapai permukaan gunungapi kemudian membeku. Sumbat lava berbentuk seperti pipa dengan kedudukan memotong bidang perlapisan batuan yang berada di sekelilingnya. Magma kental yang terakumulasi di alam kawah kemudian mendingin dan membentuk tonjolan atau gundukan dinamakan kubah lava. Artinya, magma tersebut tidak membentuk aliran lava. kubah lava biasanya menutupi seluruh atau sebagian lubang kepundan. Kubah lava sebenarnya masih memiliki sumbat lava yang berada di dalam pipa kepundan. Kubah lava yang berada di puncak gunungapi menjadi sumber terjadinya awan panas. Oleh karena adanya peningkatan desakan magma serta tekanan gas dari bawah, kunah lava dapat mengalami deformasi, terangkat, retak-retak, dan akhirnya runtuh membentuk guguran lava.
Laher Gunungapi
Pipa kepundan gunungapi yang tertinggal sebagai sisa erosi membentuk semacam leher atau tiang besar yang biasa disebut dengan leher gunungapi (volkanic neck). Kubah lava merupakan bagian atas leher gunungapi yang menyembul ke atas permukaan. Semakin ke arah tepi, bentuk lahan leher gunungapi berbentuk seperti gelas. leher gunungapi dicirikan dengan banyaknya asosiasi batuan beku.
Post a Comment
Post a Comment