Iklan

Ad Unit (Iklan) BIG

Upaya Pengendalian Limpasan Secara Berkelanjutan

Post a Comment

Upaya pengendalian limpasan permukaan di lahan dilakukan dengan konservasi lahan, dengan  metode  Vegetatif,  Mekanis,  dan  Konstruktif.  Lokasi  konservasi diprioritaskan pada lokasi yang berstatus sangat kritis. Lokasi ini diperoleh dari hasil analisa kondisi lahan dengan tinjauan pengendalian banjir. Konservasi metode mekanis dilakukan dengan pembuatan teras bangku di kebun dan ladang, pembuatan lubang resapan,  dan  peninggian  pematang  sawah, Konsersi metode konstruktif  dilakukan dengan pembuatan Sumur Resapan Fungsi Ganda di kawasan ladang dan sawah, serta pembuatan Gully Plug dan Cekhdam di anak-anak sungai.

Semua upaya tersebut bertujuan meminimalisir limpasan permukaan di musim Penghujan  dan  menyimpan  air  untuk  digunakan  di  musim  Kemarau.  Upaya  ini didampingi dengan adanya temuan baru, yaitu sumur resapan yang dapat juga berfungsi sebagai sarana pengambilan air (Sumur Resapan Fungsi Ganda). Pengendalian  limpasan  permukaan  akan  berhasil  dengan  baik jika  dilakukan dengan teknis yang tepat, melibatkan masyarakat pelaku aktivitas dalam kawasan yang dikendalikan, serta mendatangkan keuntungan ekonomi. Berbagai  factor  penyebab  banjir  dan  sebaran  lokasi  maupun  potensinya mengakibatkan  varian  daya  rusak  dan  dampak  yang  harus  dipahami  dalam  proses perencanaan pengendaliannya. Kegiatan pengendalian banjir pada umumnya cenerung bersifat  social,  dan  memerlukan  anggaran  yang  besar,  serta  waktu  yang  relative panjang. 

Oleh karena tersebut, diperlukan rencana pengendalian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena hal tersebut, adanya roadmap pengendalian banjir sangat diperlukan. Road Map pengendalian banjir adalah sebuah arahan (direction) bagi pengembangan  Daerah  Aliran  Sungai  yang  strategis,  berskala  besar,  dan  berdurasi panjang. Esensi sebuah Road Map adalah adanya jalur-jalur (paths) pengembangan yang bila diikuti akan mencapai tujuan pengembangan kontek, situasi dan lingkungan. Minimalisasi debit limpasan permukaan dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah air yang terserap tanah dan peningkatan jumlah air yang menguap kembali, serta menampung air di atas permukaan lahan.

Peningkatan kapasitas resapan lahan dapat dilakukan dengan pemanfaatan jasa tanaman  (vegetasi)  dan  pengolahan  lahan  (tanah).  Orientasi  upaya  dalam  hal  ini mengarah  peningkatan  porusitas  tanah  dan  perlambatan  aliran  air  arah  horizontal. Penggunaan  jasa  vegetasi  dalam  upaya  peningkatan  kapasitas  resapan  air  akan berdampak  siginifikan,  jika  dilakukan  dalam  suatu  kawasan.  Pembuatan  saluran drainase bertujuan menampung dan mengalirkan air limpasan permukaan dengan aman hingga  mencapai  sungai  atau  sistem  penerima  laninnya.  Maksimalisasi  kapasitas resapan air dapat dilakukan dengan menambahkan sarana / konstruksi untuk rekayasa karakter lahan yang krang menguntungkan. Dalam hal ini, menggunaan sumur resapan telah direkomensaikan sejak lama.

Peningkatan  jumlah  air  yang  kembali  menguap  dapat  dilakukan  dengan pemanfaatan vegetasi, melalui jerapan air hujan pada kanopi tanaman. Dalam hal ini, tentu  saja  tanaman  yang  berkanopi  lebar  dan  bertajuk  daun  lebat  akan  lebih menguntungkan  dalam  tunjauan  maksimalisasi  intersepsi.  Kondisi  ini  tentu  akan meningkatkan kesempatan air untuk dapat diserap tanah. Penampungan kelebihan air di atas  permukaan  lahan  dapat  dilakukan  dengan  membuat  kolam,  baik  dengan  jalan menggali maupun membuat tanggul keliling, atau kombinasi galian dan tanggul.

Alternatif upaya tersebut, baik dalam bentuk individu maupun kombinasi harus direncanakan dengan baik dan bijaksana. Perencanaan yang baik akan mengahasilan desain  yang  manfaatnya  maksimal.  Sedangkan  kebijakan,  diperlukan  untuk mengkondisikan  tumbuhnya  efisiensi  dan  keberlanjutan.  Dalam  hal  ini,  partisipai masyarakat  harus  digalang  mulai  dari  pada  saat  proses  perencanaan,  pelaksanaan, sampai  opersionalnya.  Masyarakat  merupakan  unsur  utama  dari  pelaku  konservasi Sumber Daya Alam , oleh karenanya efektifitas dan keberhasilan dari setiap kegiatan konservasi  sangat  dipengaruhi  seberapa  tinggi  tingkat  keterlibatannya.  Kondisi masyarakat  di  Indonesia  dalam  kegiatan  ekonomi  sehari-hari  masih  dalam  tahap memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kegiatan konservasi juga harus diupayakan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. 

Upaya  melibatkan  masyarakat  semakin  digeser  ke  upaya  pemberdayaan masyarakat,  sehingga  keberhasilan  konservasi  juga  diukur  dengan  peningkatan pendapatan penduduk setempat. Kegiatan parsial dalam bentuk proyek percontohan pada akhirnya diperbaiki dengan upaya yang lebih mengedapankan kebersamaan, yaitu pembentukan desa konservasi. Berbagai bentuk desa konservasi telah dikembangkan oleh berbagai instansi, sesuai dengan tujuan dan konsepnya. Oleh karena hal tersebut perlu adanya penelitian tentang pengembangan model desa konservasi.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter