Iklan

Ad Unit (Iklan) BIG

Batuan Sedimen

Post a Comment

1. Pengertian Batuan Sedimen

a. Pengertian umum

Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai endapan merupakan batuan yang terbentuk karena adanya proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga erosi tanah yang telah terbawa arus dan kemudian diendapkan.

b. Pengertian menurut para ahli

1) Menurut Pettijohn (1975), batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.

2) Menurut  Hutton  (1875)  menyatakan  bahwasannya  batuan  sedimen  ini merupakan batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas,  yang  terangkut  ke  lokasi  pengendapan  oleh  air,  angin,  es dan  juga longsoran gravitasi, gerakan tanah atau juga tanah longsor. Selain terbentuk dari demikian, batuan sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam, dan juga material- material lainnya.

3) Menurut Tucker (1991), 70% batuan yang terdapat di seluruh permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan sedimen.

c. Pendapat Pribadi

Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk karena proses sedimentasi, yang meliputi pelapukan, erosi, dan sedimentasi.


2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Batuan  sedimen  terbentuk  ketika  sedimen  diendapkan  dari  udara,  es,  angin, gravitasi, atau air mengalir yang membawa partikel dalam bentuk suspensi. Sedimen ini sering terbentuk ketika pelapukan dan erosi memecah batuan di daerah sumber (provenans) menjadi material . Material kemudian diangkut dari daerah sumber ke daerah pengendapan. Jenis sedimen yang diangkut tergantung pada keadaan geologi dari hinterland (daerah sumber sedimen). Namun, beberapa batuan sedimen, seperti evaporit, terdiri dari material yang terbentuk di tempat pengendapan. oleh karena itu, sifat batuan sedimen, tidak hanya tergantung pada pasokan sedimen, tetapi juga pada lingkungan pengendapan sedimen di mana ia terbentuk.

Batuan sedimen ini mengalami proses pemadatan dan juga pengompakan dari bahan  lepas  (endapan)  hingga  menjadi  batuan  sedimen  yang  utuh.  Proses  ini dinamakan sebagai diagenesa. Proses diagenesa sendiri dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 derajat celcius dan juga tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai dari sedimen mengalami penguburan hingga terangkat dan juga tersingkap kembali di atas  permukaan  lapisan  atmosfer  bumi.  Berdasarkah  hal  ini  maka  ada  3  macam diagnesa, yakni: 

a. Diagnesa eogenik, yakni diagnesa awal yang terjadi pada sedimen di bawah permukaan air. 

b. Diagnesa  mesogenik,   yakni   diagnesa   yang   terjadi   pada   waktu   sedimen mengalami penguburan yang semakin dalam. 

c. Diagnesa  telogenik,  yakni  diagnesa  yang  terjadi  pada  saat  batuan  sedimen tersingkap kembali ke permukaan bumi yang disebabkan karena pengangkatan dan juga erosi.

Batuan sedimen akan mengalami proses pengerasan yang melibatkan : 

a. Pemampatan

Pemampatan  akan  menyebabkan  butiran  sedimen  akan  tertekan  semasa tertimbus. Pada susunan butiran ini aka tersusun seperti semula dengan yang lebih padat. Jika banyak mempunyai partikal yang lembut seperti syal, dengan sedimen akan lebih mudah dan cepat akan mengalami suatu pemampatan.

Akibat dari pemampatan ini ialah lapisan akan menjadi lebih menipis, porositi akan  berkurang  terutama  pada  dalam  sedimen  lumpur  terrigenus. Untuk pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalur ke wilayah yang tinggi seperti pasir, dan juga akan memainkan peranan penting pada larutan  dan  endapan  kimia  pada  pasir.  Setelah  terjadi  nya  pemampatan  yang tersusun seperti semula yang akan menyebabkan butiran akan bersentuhan dengan satu sama lain.

Pada  tempat  sentuhan  akan  terjadi  suatu  tekanan  yang  tinggi  dan  akan menjadi perubahan yang berlaku seperti proses pada larutan tekanan. Sedangkan untuk simen klasit dapat untuk terbentuk nya semasa sedimen yang terendap, ialah berada pada kawasan di sekitar karbonat.

b. Cementation

Cementation ialah sebuah proses pada mineral baru yang asalnya dari cairan rongga  akan  terbentuk  pada  permukaan  butiran  dan  akan  tumbuh-tambah  atau tumbuh-lampau atau pembesaran mineral yang sudah tersedia. Cementation akan mengikat suatu butiran yang akan mengakibatkan sedimen menjadi  pada  batu.  Pada  Cementation  ini  pada  peringkat  pertengahan  yang diagenesis. Jika berlaku pada peringkat awal, maka ia boleh untuk mengurangkan kesan pada pemampatan, yang mana Cementation tersebut yang keras boleh untuk menahan tekanan.

c. Penghabluran Semula

Penghabluran semula merupakan dimana proses perubahan pada bentuk, dan tanpa  adanya  suatu  perubahan  pada  kimia  dan  mineralogi.  Pada  Penghabluran semula penting pada sebuah batu kapur, yang mana akan menjadi tambah besar, pada tekstur serta strukturnya akan musnah.


3. Pengertian Batuan Sedimen Non Klastik

Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme, dan tidak mengalami proses transportasi, sehingga pengendapan  nya  secara  insitu.  Batuan  sedimen  nonklastik  disebut  monomineralik karbonat artinya hanya memiliki 1 kandungan mineral. 

Menurut Pettjohn (1975) Batuan sedimen non klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme.

Menurut  Djauhari  Noor  (2014)  Batuan  sedimen  non  klastik  adalah  batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi, seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batu rijang sebagai proses kimiawi. Bauan sedimen non klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam  air  (terutamanya  air  laut). Material  ini  terendapkan  karena  proses  kimiawi seperti  proses  penguapan  membentuk  kristal  garam,  atau  dengan  bantuan  proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air).

Menurut O’Dunn  & Sill (1986) Batuan sedimen non klastika adalah batuan sedimen  yang  terbentuk  sebagai  hasil  penguapan  suatu  larutan,  atau  pegendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi/prganik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan tebentuk sebagai  hasil reaksi kimia,  misalnya CaO + CO2 CaCO3.  Secara  organik  adalah  pembentukan  sedimen  oleh  aktivitas  binatang  atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan sedimen oleh (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.

Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material kimiawi yang larut dalam air (terutama air laut). Material ini terendapkan karena proses kimiawi seperti proses  penguapan membentuk  kristal  garam,  atau  dengan  bantuan  proses  biologi. Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat rumit, dan sulit untuk dibedakan antara  bahan  yang  terbentuk  hasil  proses  kimia,  atau  proses  biologi  (yang  juga melibatkan proses kimia secara tak langsung).


4. Jenis Batuan Sedimen Non Klastik 

Berikut ini adalah jenis batuan sedimen non-klastik : 

a. Sedimen Kimia 

Merupakan sedimen yang dihasilkan oleh proses penguapan, terutama di daerah aride. Batuan ini umumnya hanya tersusun atas satu komposisi mineral dengan kilap yang umumnya non-metalik. Terdiri atas beberapa kelompok, yaitu : 

1)  Batuan Sedimen Evaporit

Batuan  ini terbentuk  dari  hasil  penguapan  air  laut.  Dimana  akan  terjadi penghabluran  bahan  kimia  jika  hampir  semua  kandungan  air  menjadi  uap. Proses ini membentuk batuan garam halite (NaCl), gypsum (CaSO4.2H2O), dan batuan  travertine  yang  umumnya  terbentuk  dalam  gua  batugamping  dan kawasan  airpanas  (hotspring).  Pada  proses  penguapan  dibutuhkan  sinar matahari yang cukup lama. Contoh batuan sedimen non klastik kima kelompok evaporit adalah gypsum.

Sumber: Dokumen Penulis 

Gambar 1. Gypsum

2)  Kelompok Sedimen Batu Besi 

Merupakan batuan sedimen yang mengandung kadar besi (Fe) 15%. Unsur besi yang terdapat dalam 2 macam valensi yaitu divalent : Ferrous iron (Fe 2+) dan trivalent : Ferrous iron (Fe 3+). Presipitasi mineral ini sangat dikontrol oleh kondisi  kimia  permukaaan  dan  lingkungan  diagenesisnya.  Contoh  batuan sedimen non klastik kimia kelompok batu besi adalah siderite.

Sumber: Dokumen Penulis

Gambar 2. Siderite

3)  Kelompok Sedimen Fosfat 

Merupakan kelompok yang jumlahnya sedikit bila dibandingkan dengan jenis batuan  sedimen  non  klastik  yang  lain.  Umumnya  dijumpai  dalam  bentuk mineral apatit Ca5 (PO4) 3 (F, Cl, OH) dan dahlite. Sering dijumpai dalam bentuk nodul dan fosfat berlapis, bioklastik dan lapisan pebble, serta guano. Contoh batuan sedimen non klastik kelompok fosfat adalah apatite.

Sumber: Dokumen Penulis 

Gambar 3. Apatite

4)  Kelompok Sedimen Silika 

Merupakan  batuan  sedimen  yang  umumnya  terbentuk  di  laut  dalam. Pembentukannya bisa karena proses kimia, biokimia, biogenic maupun proses vulkanisme bawah laut. Umumnya berukuran halus, padat, sangat keras, dengan pecahan konkoidal. Contoh batuan sedimen non klastik kelompok silika adalah rijang.

Sumber: Dokumen Penulis 

Gambar 4. Rijang


b. Sedimen Organik/ Batuan Sedimen Karbonat

Merupakan  batuan  sedimen  yang  dihasilkan  oleh  aktivitas  organisme,  terdapat sebagai sisa organisme yang biasanya tetap tinggal di tempatnya. Contohnya batu bara,  yaitu batuan karbonan  yang terbentuk oleh akumulasi  sisa-sisa tumbuhan bersama hasil dekomposisinya yang terawetkan dalam lapisan sedimen dan menjadi kaya akan unsur karbon dengan ada unsur diagenesis. Contoh batuan sedimen non klastik kelompok organik adalah batu gamping gastropoda dan coquina. Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi lebih dari 50% mengandung mineral-mineral  atau  garam  karbonat.  Batuan  ini  terbentuk  dari  hasil  proses kimiawi, dan juga proses biokimia. Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping  dan  dolomit. Mineral  utama  pembentuk  batuan  karbonat  adalah: Kalsit (CaCO3) dan Dolomit  (CaMg(CO3)2).

Sumber: Dokumen Penulis 

Gambar 5. Gamping Gastropoda


Sumber: Dokumen Penulis 

Gambar 5. Coquina


5. Struktur dan Tekstur Batuan Sedimen  Non Klastik

a. Struktur Batuan Sedimen Non Klastik

Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen  yang  diakibatkan  oleh  proses  pengendapan  dan  keadaan  energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan (Pettijohn & Potter, 1964 ; Koesoemadinata, 1981). Dengan kata lain, struktur sedimen adalah kenampakan  batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar. Studi struktur paling baik dilakukan di lapangan (Pettihojn, 1975). Struktur batuan sedimen non klastik terbagi atas : 

a. Fossiliferous :  struktur  yang  menunjukkan  adanya  fosil  atau  komposisi terdiri dari fosil (sedimen organic).

b. Oolitik:  struktur  dimana  fragmen  klastik diselubungi  oleh  mineral  non klastik, bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm (0,25-2 mm) kristal-kristal berbentuk bulat atau ellipsoid, seperti telur ikan. Contoh: batu gamping oolit.

c. Pisolitik: sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm. Contoh: batu gamping pisolitik.

d. Konkresi: kenampakan struktur ini sama dengan struktur oolitik tetapi tidak menunjukkan adanya sifat konsentris.

e. Cone in cone:  struktur pada batu gamping  kristalin  berupa pertumbuhan kerucut per kerucut.

f. Bioherm: tersusun oleh organisme murni insitu.

g. Biostorm: seperti bioherm namun bersifat klastik. Bioherm dan biostroma merupakan struktur luar yang hanya tampak di lapangan.

h. Septaria: sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri khasnya adalah adanya rekahan  – rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang melalui celah – celahnya terisi oleh mineral karbonat yang kasar-kasar.

i. Geode: banyak dijumpai pada batu gamping , berupa rongga - rongga yang terisi oleh kristal  - kristal  yang tumbuh ke arah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit maupun kuarsa.

j. Styolit: kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan.


b. Tekstur Batuan Sedimen Non Klastik

Tekstur  adalah  bentuk  butir  serta  susunannya  (Pettijohn,1975).  Butiran tersusun  dan  terikat  oleh  semen  dan  masih  adanya  rongga  diantara  butirnya. Pembentukannya dikontrol oleh media dan cara transportasinya (Jackson, 1970; Reineck dan Singh, 1975). Adapun tekstur batuan sedimen non klastik terbagi atas :

1)  Kristalin

Terdiri dari kristal- kristal yang interlocking yaitu kristal-kristal yang saling  mengunci  satu  dengan  yang  lain.  Untuk pemberiannya menggunakan skala Wenthworth dengan modifikasi sebagai berikut :

a) Berbutir kasar yaitu > 2

b) Berbutir sedang yaitu 1/16 – 2

c) Berbutir halus yaitu 1/256 – 1/16

d) Berbutir sangat halus yaitu< 1/256

2)  Amorf

Tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk Kristal-kristal atau  amorf  (non  klastik),  umumnya  berukuran  lempung  atau  koloid, contoh : rijang masif.

3)  Fibrous

Terdiri dari mineral yang membentuk semacam serabut.


6. Komposisi Batuan Sedimen Non Klastik

Komposisi mineral pada batuan sedimen non klastik biasanya sederhana terdiri dari satu atau dua mineral (monomineralik Karbonat). Sebagai contoh :

a. Batu gamping: Kalsit, Dolomit

b. Chert: Kalsedon

c. Gipsum : Mineral gypsum

d. Anhidrit : Mineral anhidrit

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter