Secara
umum, kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan
peta-peta. Dalam pengertian yang lebih luas kartografi pada saat ini memasukkan
setiap kegiatan, dimana yang menyangkut penyiapan peta-peta dan penggunaan
peta-peta, merupakan perhatian utamanya, dan menganggap peta sebagai alat yang
berguna sebagai media komunikasi, termasuk pula: a) mempelajari sejarah tentang
kartografi, b) kegiatan koleksi data, klasifikasi data dan pemberian
katalog-katalog serta bibliografis, c) mendesain dan membuat konstruksi
peta-peta, charts, dan atlas-atlas.
Menurut Omerling (2007)
kartografi diberi pengertian sebagai: pembuatan data spasial yang dapat
diakses, menekankan visualisasinya dan memungkinkan berinteraksi dengannya,
yang berhubungan dengan masalah-masalah geospasial.
Menurut Prihandito
& Aryono (1989) kartografi adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari
pengumpulan data lapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisa
peta, serta interpretasi peta.
Menurut
Taylor (1991) mendefinisikan kartografi sebagai ”organisasi, presentasi,
komunikasi dan penggunaan geo-informasi dalam bentuk grafis, digital atau
format nyata. Hal itu dapat meliputi semua langkah dari persiapan data sampai
ke penggunaan akhir dengan penciptaan peta-peta dan hasil-hasil yang terkait
dengan informasi spasial.”
Menurut
pendapat saya, kartografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan/
menjelaskan kenampakan-kenampakan abstrak di suatu wilayah dipermukaan bumi
maupun benda angkasa dalam bentuk peta.
2.
SEJARAH
KARTOGRAFI
Perkembangan dunia pemetaan di awal
kemunculan hingga era modern seperti saat ini terbagi atas empat tahapan
periode. Empat periode yang dimaksud yaitu periode awal, periode pertengahan,
periode kejayaan, dan periode modern.
a.
Periode awal
Peta
pertama kali ditemukan pada tahun 2300 SM. Pada awal ditemukannya, peta kreasi
orang-orang Babilonia tersebut dibuat dari bahan tanah liat yang dibakar
menyerupai pembuatan keramik. Perkembangan ilmu Kartografi pada zaman Yunani
kuno memang telah berkembang pesat. Saat itu, konsep Aristoteles yang
menyebutkan bahwa Bumi itu bulat karena telah diketahui oleh banyak ahli
filsafat dan ahli Bumi. Meskipun banyak yang meyakini Bumi berbentuk bulat,
pada kenyataannya hanya sedikit ahli yang berhasil membuktikan kebenaran konsep
Aristoteles. Seiring berjalannya waktu, ilmu Kartografi pada periode ini
mengalami puncak kejayaan berkat kerja keras Ptolemaeus pada tahun 85-165 M
atau abad II Masehi.
Keberhasilan
Ptolemaeus atau dikenal dengan nama Ptolemy dibuktikan dengan hasil karya
berupa peta dunia berdasarkan pembagian garis lintang. Selain berhasil membuat
peta dunia, Ptolemaeus berhasil menulis
sebuah karya yang dikenal dengan sebutan Geographike
Hyphegesis (Guide to Geography).
Tulisan karya Ptolemaeus ini bahkan menjadi acuan ilmu Geografi oleh para ahli
di penjuru dunia.
b. Peta Periode Pertengahan
Pada periode pertengahan,
penggambaran peta khususnya peta wilayah Eropa begitu didominasi oleh cara
pandang agama. Peta yang berkembang pada periode ini dikenal dengan sebutan
peta T-O. Pada periode pertengahan, pemahaman mengenai bentuk Bumi yang bulat
secara perlahan mulai mengalami perkembangan. Perkembangan ini semakin pesat
ketika bangsa Viking mulai melakukan penjelajahan di utara Atlantik pada abad
XII. Kemajuan Kartografi pada periode ini ditandai dengan semakin banyaknya
pada dunia yang ditulis tangan oleh orang-orang yang berada di wilayah Arab dan
Mediterania.
c.
Peta Periode Kejayaan
Ilmu
tentang ilmu tentang pemetaan atau Kartografi mulai mengalami masa kejayaan
pada abad XV ditandai dengan ditemukannya alat cetak. Pada masa tersebut,
peta-peta yang sudah diukir mulai dicetak menggunakan papan kayu. Memasuki abad
XVI, keberadaan alat cetak semakin mengalami kemajuan, ditandai dengan
banyaknya alat cetak yang terbuat dari tembaga. Alat tembaga ini menjadi
patokan dasar dalam pembuatan peta hingga teknologi fotografi dikembangkan.
Abad
XVI memiliki arti penting dalam perjalanan perkembangan peta. Selain ditemukan
alat cetak tembaga, pada periode ini berhasil dikembangkan proyeksi silindris
atau mercator untuk membuat peta global dan navigation
chart. Proyeksi tersebut dikembangkan oleh ahli pembuat peta dari negara
Belgia bernama Gerardus Mercator. Selanjutnya, peta pertama di dunia yang
dibuat dengan proyeksi silindris berhasil diterbitkan pada tahun 1569.
d.
Peta Periode Modern
Pada
semakin menunjukkan eksistensinya ketika memasuki abad XVII. Pada masa itu,
pembuatan peta mulai memanfaatkan teknologi modern dan berdasarkan
metode-metode ilmiah. Dengan memanfaatkan teknik yang lebih canggih, informasi
yang ditampilkan pada peta lebih menjadi lebih akurat dan tampak nyata. Pemetaan
pada periode modern ditandai dengan penggabungan antara data penginderaan jauh
dengan pengecatan lapangan. Dengan teknologi tersebut, peta yang disajikan
tampak lebih artistik dan memiliki informasi lebih akurat.
Pembuatan
peta semakin menunjukkan perkembangan pesat ketika memasuki tahun 1980-an,
ditandai dengan kemunculan teknologi canggih berbasis komputer. Teknologi
canggih tersebut dikenal dengan nama Geographic
Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG). Kehadiran
SIG semakin mendorong penggambaran peta sehingga terlihat semakin nyata dan
bereferensi keruangan. Dengan perkembangan tersebut, informasi pada peta lebih
mudah dipahami oleh masyarakat luas.
3.
RUANG LINGKUP KARTOGRAFI
Kartografi adalah seni, ilmu
pengetahuan, dan teknologi tentang pembuatan peta-peta, sekaligus mencakup
studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni. (ICA, 1973).
Dalam konteks ini, peta dianggap
termasuk semua tipe data, plan (peta
skala besar), charts, bentuk tiga
dimensional, dan globe yang menyajikan
model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala tertentu. Dalam pengertian
yang lebih luas, kartografi pada dewasa ini memasukkan setiap kegiatan, dimana
yang menyangkut penyiapan peta-peta yang penggunaan peta-peta, merupakan
perhatian pokoknya, dan menganggap peta sebagai alat yang berguna sebagai media
komunikasi termasuk pula:
1) Mempelajari
sejarah tentang kartografi.
2) Kegiatan
koleksi data, klasifikasi data, dan pemberian katalog-katalog, serta bibliografis.
3) Mendesain
dan membuat konstruksi peta-peta, charts,
plan, dan atlas-atlas.
Semua peta-peta merupakan pengecilan
dari permukaan bumi atau benda angkasa yang disiapkan menurut ukuran geometris
pada suatu bidang datar pada simbol yang digeneralisir untuk mewakili
kenampakan-kenampakan sebenarnya. Batasan peta menurut ICA, adalah sebagai berikut :
“
peta adalah suatu representasi/gambaran unsure-unsur atau kenampakan-kenampakan
abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar
dan diperkecil atau diskalakan” (ICA, 1973).
Oleh karena itu, variasinya sangat
kompleks untuk menyajikan keruangan, tidak mudah mendefinisikan peta, sehingga
dapat mencakup semua pengertian secara jelas untuk semua konteks. Di bidang
kartografi, secara konvensional/ tradisi, kata peta memerlukan beberapa
keterbatasan yang penting, yakni :
1) Hubungan
spasial (keruangan) yang jelas secara matematikal yang meliputi , jarak, arah
dan luas
2) Peta
pada umumnya dibuat bidang datar, karena pada medium yang datar ini, peta mudah
dibawa dan di gambar. Globe kadang-kadang juga lengkung dan ini satu
perkecualian, namun model ini tidak praktis karena tidak mudah dibawa
kemana-mana.
3) Suatu
peta hanya menunjukkan fenomena geografis yang dipilih, pada umumnya juga perlu
digeneralisir, antara lain dengan :
a. Penyederhanaan
b. Klasifikasi
c. Penghilangan
d. Pembesaran
Pada dewasa ini ada istilah lain,
apa yang disebut peta digital (digital
map) yaitu peta yang berupa gambaran
hasil bantuan komputer, dimana informasi
keruangan yang dikandungnya berupa data digital dan disimpan dalam suatu peta
magnetis atau disket (piringan) atau dengan bantuan layar (monitor) dan computer yang dapat ditayangkan petanya.
4.
PENGERTIAN PETA
F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson peta
merupakan suatu perakitan terpadu atau suatu sintesa dari empat kelompok
informasi yaitu titik, garis, wilayah, dan nama yang dikemukakan dalam istilah;
liputan, ciri, pola, bentuk, ukuran, ketebalan simbol, dan lain-lain. Batasan
tersebut lansung menunjuk segi teknik penetapan simbol dan analisis keruangan
aspek persebaran data dalam jenis dan sebaran serta penanaman geografisnya
(toponimi)
Erwin Raisz (1948) peta adalah
gambaran konvensional kenampakan muka Bumi yang diperkecil seperti kenampakan
asli jika dilihat vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar, dan ditambah
tulisan-tulisan sebagai penjelas.
Aryono Prihandito (1988) peta merupakan gambaran permukaan Bumi, dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.
Menurut pendapat saya, peta adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk mengetahui letak suatu wilayah di permukaan bumi maupun benda luar angkasa, yang digambarkan dalam bidang datar, diperkecil menggunakan skala, dan menggunakan simbol untuk menggambarkan suatu kenampakan.
Dari berbagai definisi yang ada maka pengertian peta dapat disederhanakan sebagai berikut: ”Peta adalah gambaran dari permukaan bumi dengan ukuran yang lebih kecil biasanya dengan skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar dalam bentuk simbol-simbol yang sifatnya selektif serta melalui suatu sistem proyeksi tertentu”
5.
FUNGSI DAN TUJUAN PETA
a.
Fungsi
Peta
Berbagai
peta dibuat dengan maksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Adapun mengenai fungsi
dari pembuatan peta antara lain untuk:
1) Untuk
Perencanaan
a) Untuk memberikan informasi pokok
dalam hal keruangan tentang karakteristik suatu data karakteristik suatu daerah.
b) Sebagai suatu alat analisa untuk
mendapatkan suatu kesimpulan misalnya dalam merencanakan merencanakan daerah
pemukiman.
c) Sebagai alat untuk menjelaskan
penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan.
d) Sebagai alat untuk menjelaskan
rencana-rencana yang diajukan.
2) Untuk
Kegiatan Penelitian (Geografi)
a) Sebagai alat bantu sebelum melakukan
survei untuk memperoleh gambaran tentang daerah yang akan diteliti.
b) Sebagai alat yang digunakan selama
penelitian memasukkan data atau campuran selama di lapangan.
c) Sebagai alat untuk analisa dan
melaporkan hasilnya berupa peta hasil.
Adapun fungsi peta secara umum
sebagai berikut:
1)
Sebagai alat (tool)
untuk bekerja.
2)
Sebagai dokumen ilmiah penyimpanan informasi (media
penyimpanan).
3)
Sebagai suatu referensi/ acuan/ sumber untuk sesuatu
kepentingan.
4)
Sebagai cara untuk memenangkan (emphazing) terhadap suatu topik.
b.
Tujuan Peta
Berbagai
peta dibuat dengan maksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Adapun mengenai
tujuan serta kegunaan dari pembuatan peta antara lain untuk:
1) Komunikasi
informasi keruangan (spasial): memberikan petunjuk letak tempat perhelatan.
2) Menyimpan
informasi: peta bidang tanah, titik dasar teknis.
3) Membantu
suatu pekerjaan : pendaftaran tanah, perencanaan pembangunan wilayah.
4) Media
pembelajaran dalam bidang pendidikan.
5) Membantu
dalam suatu desain: desain jalan, desain tata ruang.
6) Analisis
data spasial: perhitungan volume, perhitungan luas bidang/ wilayah.
7) Mengetahui
potensi kekayaan alam, seperti berbagai macam tambang.
8) Mengetahui
keadaan sosiografis, fisiografis, dan klimatologis dalam konteks keruangan dan
kewilayahan, serta
9) Mengikuti
perkembangan kebutuhan dan perkembangan administrasi, baik dalam keperluan
sipil,militer maupun politik.
Post a Comment
Post a Comment