Faktor meteorologi yang memengaruhi evaporasi adalah radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan angin. Tempat-tempat dengan radiasi matahari tinggi mengakibatkan evaporasi tinggi karena evaporasi memerlukan energi. Umumnya radiasi matahari tinggi diikuti suhu udara tinggi dan kelembaban udara rendah. Kedua hal ini dapat memacu terjadinya evaporasi. Angin yang kencang membuat kelembaban udara rendah, hal ini pun memacu evaporasi (Manan dan Suhardianto, 1999).
Laju evaporasi sangat tergantung pada masukan energi yang diterima. Semakin besar jumlah energi yang diterima, maka akan semakin banyak molekul air yang diuapkan. Sumber energi utama untuk evaporasi adalah radiasi matahari. Oleh sebab itu, laju evaporasi yang tinggi tercapai pada waktu sekitar tengah hari (solar noon). Selain masukan energi, laju evaporasi juga dipengaruhi oleh kelembaban udara di atasnya. Laju evaporasi akan semakin terpacu jika udara diatasnya kering (kelembaban rendah), sebaliknya akan terhambat jika kelembaban udaranya tinggi (Lakitan, 1994). Evaporasi sangat bergantung kepada karakteristik lokasi sehingga faktor-faktor meteorologi yang berperan dalam proses evaporasi dapat berbeda dari tempat ke tempat lainnya.
Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap evaporasi adalah (Ward, 1967) :
a. Faktor-faktor
meteorologi
1) Radiasi
Matahari
2) Temperatur
udara dan permukaan
3) Kelembaban
4) Angin
5) Tekanan
Barometer
b. Faktor-faktor
Geografi
1) Kualitas
air (warna, salinitas dan lain-lain)
2) Jeluk
tubuh air
3) Ukuran
dan bentuk permukaan air
c. Faktor-faktor
lainnya
1) Kandungan
lengas tanah
2) Karakteristik
kapiler tanah
3) Jeluk
muka air tanah
4) Warna
tanah
5) Tipe,
kerapatan dan tingginya vegetasi
6) Ketersediaan
air (hujan, irigasi dan lain-lain)
Secara umum, evaporasi dipengaruhi oleh faktor-faktor
meteorologi, seperti : radiasi matahari, suhu udara, tekanan udara, kelembaban
dan kecepatan angin.
a. Radiasi
matahari (%)
Pada
setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair
menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman)
diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari
radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan
memengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada
garis lintang dan musim.
Radiasi
matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung pada letak
lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan Desember kedudukan
matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan
matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada di belahan bumi selatan
menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi
terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai
ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh awan
dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari nyata terhadap lama
penyinaran matahari yang mungkin terjadi.
b. Temperatur
udara (°C)
Temperatur
(suhu) udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap evaporasi.
Semakin tinggi suhu semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air.
Selain itu semakin tinggi suhu, energi kinetik molekul air meningkat sehingga
molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam
bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaporasi lebih
tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin). Untuk
variasi harian dan bulanan suhu udara di Indonesia relatif kecil.
c. Tekanan
udara (mb)
Tekanan
udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara
adalah milibar (mb).
Tekanan
udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin
tinggi tempat dari permukaan laut semakin rendah tekanan udarannya. Kondisi ini
disebabkansemakin tinggi tempat akan semakin berkurang udara yang menekannya.
d. Kelembaban
udara (%)
Pada
saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas
permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan
tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan
terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara
mengandung uap air.
Udara
lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila jumlah uap air
yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi.
Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya
laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan
udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan
terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif (RH).
Indonesia
yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas mempunyai
kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana
nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di
daerah pesisir kelembaban udara akan lebih tinggi daripada di daerah pedalaman.
e. Kecepatan
angin (m/s)
Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan dapat berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin. Oleh karena itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam
Di Indonesia, kecepatan angin relatif rendah. Pada musim penghujan angin dominan berasal dari barat laut yang membawa banyak uap air, sementara pada musim kemarau angin berasal dari tenggara yang kering.
Post a Comment
Post a Comment